3 Hal Yang Wajib Diperhatikan Saat Anak Anda Memperoleh Warisan

anak memperoleh warisan

Mempersiapkan anak Anda sebagai ahli waris sejak dini adalah hal yang baik. Apalagi begitu tahu bahwa Anda memiliki riwayat kesehatan yang kurang baik dan mengidap penyakit turunan. Kondisi kesehatan yang tidak pernah bisa diprediksi membuat Anda harus selalu waspada. Lalu, Anda berpikir untuk anak Anda sebagai satu-satunya pihak yang memperoleh warisan. Sebelum Anda mencatatkan nama anak Anda sebagai ahli waris, ada tiga hal penting yang wajib menjadi perhatian saat anak Anda memperoleh warisan.

1. Memberi Pengetahuan tentang Cara Mengelola Warisan

Ketika Anda sudah tiada, otomatis kekayaan Anda akan melimpah seluruhnya kepada sang anak. Baik itu berupa aset maupun materi. Anak Anda akan memperoleh warisan yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan. Jumlah materi yang berlimpah ruah dan aset yang banyak harus pandai ia kelola. Apabila ia sudah berusia di atas 25 tahun, rasanya tidak masalah untuk meninggalkan warisan ke tangannya. Andai saja anak Anda masih berusia di bawah 25 tahun, Anda wajib memberikan pengetahuan kepadanya tentang mengelola warisan.

Hal pertama yang harus Anda ajarkan kepada anak saat ia memperoleh warisan ialah jangan sampai ia lupa diri dan menghamburkannya tanpa sisa. Justru warisan yang ia peroleh bisa digunakan untuk berbagai hal yang menguntungkan bagi si anak. Misalnya, warisan itu bisa dijadikan sumber modal untuk memulai bisnis usaha, cara lainnya ialah mendidik anak Anda sejak dini untuk berinvestasi. Untuk kelangsungan hidupnya ke depan tanpa ada orang tua yang mendampinginya, maka ia harus pandai memutar uang. Ajari si anak untuk membuat tujuan jangka pendek dan jangka panjang.

Berikan juga manfaat-manfaat tentang penyimpanan masa depan kepada anak Anda. Ia bisa menggunakan uang warisan untuk membuka asuransi pendidikan sebagai ganti biaya sekolah di masa depan. Sehingga sang anak terlatih untuk memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam mengelola warisan. Bukan malah menghamburkannya untuk membeli barang-barang mewah yang tidak jelas manfaatnya.

2. Menyarankan untuk berinvestasi

Ajarkan kepada anak Anda tentang investasi dan manfaat yang diperoleh. Memperoleh warisan bukan semata-mata membuatnya menjadi pasif di dalam tabungan. Dengan terjun di dalam dunia investasi, warisan yang diperoleh bisa berguna. Terutama untuk kelangsungan hidup dan simpanan masa depan sang anak.

Anda bisa menyarankan instrumen investasi yang mudah bagi si anak. Ajari dia untuk tidak menaruh telur di dalam satu keranjang saja, maksudnya lakukan investasi dalam berbagai instrumen. Anda bisa memilihkan macam-macam investasi yang sekiranya sesuai dengan kemampuan si anak. Beberapa pilihan investasi tersedia bagi investor pemula. Dan pastikan investasi yang Anda pilih merupakan investasi jangka panjang. Misalnya, deposito, emas, reksadana bahkan properti. Dengan menjadi investor, sang anak akan memiliki kepercayaan diri dan tanggung jawab dalam mengelola keuangan.

Apabila anak Anda sedang berada dalam bangku pendidikan baik itu di sekolah maupun universitas, rasanya investasi ini adalah jalan yang baik. Investasi bisa digunakan sebagai solusi untuk membiayai uang pendidikannya dan uang makan sehari-hari. Ajarkan juga bahwa hasil investasi nanti bisa ia pakai untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

3. Pastikan Anda Juga Menjadi Wakil Ahli Waris Si Anak

Ketika anak Anda memperoleh warisan bisa saja itu bukan berasal dari Anda tetapi dari neneknya, kakeknya atau bahkan pamannya. Mereka menunjuk anak Anda sebagai pewaris dari harta mereka. Hal yang harus dilakukan adalah memastikan kepada sang pengacara dan notaris yang mengurusi tentang warisan keluarga Anda bahwa Anda juga ditunjuk sebagai wakil ahli waris si anak. Biasanya, bila usia si anak masih di bawah 21 tahun, harta warisan bisa dikelola dahulu oleh wakilnya.

Lihat baik-baik surat warisan dan memastikan harta warisan bisa jatuh sementara ke tangan orang tuanya. Dengan demikian, Anda tidak perlu khawatir bila anak Anda yang masih duduk di bangku pendidikan sekolah dasar sudah dibebani dengan urusan warisan. Selama usia anak Anda masih di bawah 21 tahun, orang tua yang ditunjuk sebagai wakil bisa mengelola dan menyimpan warisan tersebut.

Sebagai wakil ahli waris, Anda juga harus pandai mengatur dan mengelola warisan tersebut. Hingga sang anak sudah cukup umur untuk mengelolanya sendiri. Hal ini cenderung efektif dan berbuah hasil yang menguntungkan bagi sang anak saat usianya sudah mulai mapan dalam mengelola warisan. Begitu Anda menyerahkan warisan yang sebelumnya sudah Anda kelola dan hasilnya tentu saja makin bertambah maka si anak akan mendapat keuntungan berlipat berkat campur tangan Anda. Perlu diingat saat si anak memperoleh warisan ajarkan tentang dua hal di atas yang sudah disebutkan sebelumnya.

Sebelum mencatat nama anak Anda si surat wasiat pastikan bahwa Anda Meninggalkan Warisan Berupa Utang Atau Uang?

Komentar