4 Kesalahan Pengelolaan Keuangan Yang Diajarkan Pada Anak Anda
Ketika memiliki anak kecil, orangtua berusaha untuk memenuhi segala keinginan yang diinginkan. Akan tetapi, bukan berarti semua hal yang diminta harus dituruti. Secara tidak langsung hal itu akan mengajarkan cara pengelolaan keuangan yang salah pada anak Anda. Anak kecil sering sekali merengek-rengek kepada orangtuanya untuk dibelikan suatu barang yang disukainya—atau barang yang menurutnya menarik, padahal belum tentu akan disukai. Orangtua pun dengan segala cara berusaha untuk tidak menurutinya karena mereka tahu bahwa barang tersebut belum tentu berguna. Namun, rengekan anak semakin menjadi-jadi, dan salah satu cara terbaik untuk meredakannya adalah dengan menuruti kemauan si anak itu. Padahal, itu merupakan tindakan yang salah, sebab dengan demikian sang anak pun akan semakin manja dan menggunakan rengekannya untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Akibatnya, orangtua pun mengeluarkan banyak uang untuk hal yang tidak begitu penting. Berikut ini adalah empat kesalahan pengelolaan keuangan yang diajarkan pada anak Anda.
1. Tekanan Sosial
Anda mungkin tidak begitu merasakan tekanan sosial ketika masih remaja atau kuliah, sebab Anda belum memiliki penghasilan tetap dan masih bergantung pada orangtua. Namun, ketika sudah menjadi orangtua dan teman-teman seangkatan juga sudah menjadi orangtua, tekanan sosial tersebut makin terasa.
Ketika memiliki anak, Anda mungkin akan sering bertemu dengan teman-teman lama atau bertemu dengan orangtua dari teman-teman anak Anda, misalnya untuk arisan, acara ulang tahun anak, atau untuk bermain bersama. Saat itulah tekanan sosial mulai terasa. Anda mungkin akan mendengar bahwa orangtua lain baru saja membelikan ponsel tercanggih untuk anaknya, sedang merencanakan liburan ke Eropa, atau sedang menyiapkan pesta ulang tahun yang meriah.
Itulah tekanan sosial yang akan Anda rasakan, di mana Anda akan berusaha untuk melakukan seperti apa yang mereka berikan untuk anak-anaknya, walaupun Anda tahu bahwa kondisi keuangan Anda tidak mencukupi. Ujung-ujungnya, pengeluaran Anda jadi tidak terkontrol, dan utang pun menumpuk. Padahal, Anda tidak perlu mengikuti mereka. Hal seperti itu tidak akan ada habisnya. Anda pun tidak ingin mengajarkan anak Anda hal konsumtif seperti itu. Katakanlah kepada anak Anda bahwa Anda akan memberikan sesuatu yang lebih berguna dan bernilai untuk mereka, seperti kuliah di luar negeri, dibanding membelikan barang-barang elektronik. Jangan sampai kesalahan pengelolaan keuangan yang diajarkan pada anak Anda tersebut terbawa hingga dewasa.
2. Menjanjikan Hadiah
Kesalahan pengelolaan keuangan yang diajarkan pada anak Anda yang kedua adalah menjanjikan hadiah. Merupakan hal yang biasa apabila orangtua membelikan hadiah apabila anaknya melakukan suatu pencapaian. Namun, jangan jadikan itu sebuah kebiasaan atau janji kepada anak Anda, misalnya akan membelikan baju baru apabila sang anak mau membereskan kamarnya sendiri. Untuk hal-hal kecil yang memang harus diajarkan kepada anak, seperti mencuci tangan sebelum makan, membersihkan kamar, mengerjakan PR, atau membereskan mainan, lebih baik Anda memberikan pujian dibandingkan berupa hadiah. Mental anak pun akan lebih baik jika sering mendapatkan pujian positif, sedangkan jika selalu diberikan hadiah maka anak itu justru akan bekerja dengan tujuan untuk mendapatkan hadiah.
Jika Anda memang akan memberikan hadiah untuk momen-momen tertentu, jangan pernah menjanjikannya terlebih dahulu. Biarkan anak melakukan pencapaian dengan baik dulu, misalnya menjadi juara pertama di kelas, lalu Anda memberikan hadiah secara rahasia. Dengan demikian, anak Anda pun akan menganggap hadiah itu sebagai bonus karena menjadi juara kelas.
3. Memanjakan dengan Produk Bermerek
Terkadang Anda tergoda untuk membeli barang-barang dengan merek terkenal. Namun, hal tersebut bisa saja menjadi contoh buruk bagi anak-anak Anda. Misalnya, anak Anda merengek minta dibelikan barang-barang salah satu karakter animasi yang disukainya, mulai dari baju, celana, tas, sepatu, hingga topi harus yang menampilkan karakter animasi tersebut.
Karena itu, Anda harus mencontohkan kepada anak-anak Anda untuk lebih melihat fungsi dari barang, bukan dari mereknya. Misalnya saja pakaian. Percuma saja jika Anda membeli pakaian dengan merek yang mahal untuk anak Anda, padahal pakaian itu paling bertahan hanya satu tahun karena tubuh anak Anda terus bertambah tinggi.
Daripada membelikan barang-barang yang mahal dan bermerek, lebih baik mengajari anak Anda rasa bersyukur karena bisa hidup sehat dan mencukupi, serta membandingkannya dengan anak-anak yang kurang mampu.
4. Menyembunyikan Biaya Rumah Tangga
Kesalahan pengelolaan keuangan yang diajarkan pada anak Anda yang terakhir adalah menyembunyikan biaya rumah tangga. Ketika masih anak-anak, Anda mungkin tidak merasakan susahnya untuk mencari uang. Baru ketika sudah bekerja dan menanggung semua pengeluaran pribadi, Anda baru merasakan bagaimana susahnya mencari uang dan bagaimana orangtua Anda menghidupi anak-anaknya. Begitu pula yang dirasakan oleh anak-anak Anda saat ini.
Anda harus mengajarkan kepada anak-anak Anda untuk hidup hemat atau menabung sejak kecil. Salah satu caranya adalah dengan memperlihatkan bon belanja atau tagihan rumah tangga. Dengan demikian, anak-anak Anda mengerti bahwa pengeluaran orangtua mereka cukup besar. Akan lebih baik lagi jika anak-anak Anda jadi mengerti untuk tidak merengek meminta dibelikan mainan.
Dengan mengajari anak-anak Anda untuk lebih menghargai uang dan bagaimana mengatur keuangan, anak Anda akan tumbuh dan bekerja dengan lebih serius dan memiliki tanggung jawab besar. Semua hal yang akan dikerjakan anak Anda nanti didasarkan karena ingin mencapai sesuatu yang lebih tinggi dan bukan semata-mata karena alasan ingin mendapatkan penghargaan.