5 Kesalahan Yang Harus Dihindari Ketika Membeli Rumah
Membeli rumah adalah sebuah hal besar dalam hidup seseorang, terutama karena besarnya uang yang harus dikeluarkan. Karena itu, Anda harus cermat dan hati-hati ketika akan memilih rumah yang akan dijadikan tempat tinggal masa depan Anda. Jangan sampai Anda melakukan lima kesalahan berikut ini ketika hendak membeli rumah. Berikut ini adalah lima kesalahan yang sering terjadi.
1. Tidak Mengamati Lingkungan Sekitar
Kesalahan pertama dan yang sering dilakukan oleh para calon pembeli rumah adalah tidak melakukan survei atau mengecek kondisi lingkungan di sekitar rumah tersebut. Hal itu biasanya terjadi karena sudah telanjur kepincut dengan bentuk rumah yang sangat menarik atau bisa juga karena harganya yang cukup di bawah harga pasaran. Karena itu, janganlah terburu-buru dalam membeli rumah, lakukan survei yang menyeluruh dari setiap rumah yang ditargetkan.
Salah satu hal utama dan terpenting untuk dicek adalah apakah lokasi rumah tersebut bebas banjir atau tidak. Jika Anda “berburu” rumah ke daerah yang jauh dan tidak Anda ketahui, akan sulit untuk mengetahui apakah rumah tersebut bebas banjir atau tidak, terutama jika Anda menginspeksinya ketika musim kemarau. Anda bisa mengeceknya melalui berita atau bertanya kepada tetangga di sekitar rumah tersebut, bukan kepada si penjual rumah. Anda tentu tidak mau ketika sudah menempati rumah tersebut ternyata dilanda banjir pada musim hujan.
Macet memang tidak dapat dihindari di mana-mana, terutama pada hari kerja. Namun, pada akhir pekan, tidak semua jalanan macet. Bagi Anda yang menginginkan ketenangan di area tempat tinggalnya, perlu diperhatikan juga situasi lalu-lintas di sekitar rumah pada akhir pekan. Anda tentu tidak akan bisa berjalan-jalan santai di sekitar rumah jika ternyata banyak kendaraan lalu-lalang di akhir pekan.
Hal lain yang tidak bisa luput untuk dicek adalah apakah di daerah tersebut rendah kriminalitas atau pencurian, terutama pencurian isi rumah pada saat siang bolong. Jangan lupakan juga apakah di sekitar rumah dilalui angkutan umum, dekat dari sekolah dan rumah sakit, atau dari fasilitas publik lainnya.
Cara mengatasinya: Datanglah ke lokasi rumah tersebut pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada hari kerja, akhir pekan, pagi hari, atau sore hari untuk mengetahui keadaan sebenarnya lingkungan tersebut. Coba pula untuk mengobrol dengan penduduk sekitar untuk mendapatkan informasi lebih lengkap.
2. Mengambil KPR Jangka Waktu Tersingkat
Bagi Anda yang ingin membeli rumah melalui fasilitas KPR (Kredit Pemilikan Rumah), hindari kesalahan dengan mengambil jangka waktu cicilan yang paling singkat. Mungkin Anda merasa bahwa cicilan selama 20 tahun misalnya adalah waktu yang teramat panjang dan seolah tidak akan ada habisnya. Karena itu, Anda berusaha untuk melunasinya secepat mungkin dengan mengambil periode cicilan tersingkat.
Jika Anda berniat membeli rumah untuk tempat tinggal keluarga Anda, pilihan periode tersingkat bukanlah hal yang tepat. Akan lebih baik bila Anda mengambil periode yang cukup lama, dengan demikian Anda bisa mengatur keuangan Anda untuk hal-hal lain yang juga penting, misalnya untuk biaya sekolah anak, membeli mobil, meng-upgrade rumah, dan sebagainya. Untuk lebih menghemat uang lagi, Anda bisa saja membayar uang muka KPR hanya 10%, seperti yang ditawarkan oleh KPR BRI, tergantung dari jenis pengembangnya, sehingga uang yang tersisa bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain. Untuk renovasi rumah, Anda juga dapat menggunakan fasilitas dari bank, salah satunya dari KPR BRI juga. Karena itu, jika memang penghasilan bulanan Anda terbatas, ambil saja periode cicilan yang paling lama.
Cara mengatasinya: Hitung pengeluaran tetap bulanan Anda, dan lihat berapa uang tersisa yang dapat digunakan untuk membayar cicilan KPR. Setelah itu, baru memilih KPR yang sesuai dengan kondisi finansial Anda.
3. Melupakan Biaya Tersembunyi
Anda bisa saja terlena ketika menemukan rumah dengan harga yang sangat murah dan saat itu uang tabungan Anda sudah mencukupi untuk membayar uang muka KPR yang sebesar 30% dari harga rumah. Lalu, Anda buru-buru mengajukan KPR ke bank agar tidak kehilangan rumah tersebut. Bayang-bayang memiliki rumah atas nama sendiri sudah ada di benak Anda. Ternyata, ketika proses pengurusan surat-surat rumah, ada banyak biaya-biaya kecil yang harus Anda bayarkan lagi, seperti bea meterai, biaya aplikasi, biaya legal, dan sebagainya. Belum lagi jika Anda harus melakukan beberapa perbaikan pada rumah yang Anda beli. Karena itu, Anda harus menghitung dengan cermat seluruh pengeluaran ketika membeli sebuah rumah, dan sesuaikan dengan tabungan Anda.
Cara mengatasinya: Browsing di Internet atau bertanya kepada agen properti mengenai biaya-biaya tak terduga yang harus dikeluarkan ketika akan membeli rumah.
4. Percaya Hanya dengan Perjanjian Lisan
Anda telah melakukan riset rumah, sudah mengecek kondisi lingkungannya, dan merasa cocok dengan harganya. Anda telah bertemu langsung dengan pemilik rumah dan menyetujui segala hal, dan Anda akan kembali lagi untuk melakukan pembayaran. Ternyata, ketika uang sudah dibayarkan, apa yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan apa yang sebelumnya dibicarakan. Anda bisa saja marah-marah karena si penjual telah berbohong, tapi penjual rumah bisa saja mengelak bahwa ia lupa telah menawarkan berbagai hal, apalagi ditambah Anda tidak bisa menunjukkan bukti tertulisnya.
Karena itu, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti penipuan, sebaiknya segala macam prasyarat dan perjanjian dituangkan dalam bentuk tertulis serta ditandatangani kedua belah pihak. Walaupun yang dijanjikan adalah hal-hal kecil, seperti pemilik rumah juga memberikan sofa atau peralatan dapur secara gratis, sebaiknya hal tersebut juga dituliskan dalam akta jual-beli.
Cara mengatasinya: Minta penjual rumah untuk menuliskan segala hal yang akan diberikan bersama rumah Anda, dan tanda tangani bersama. Jika memang repot dan tidak begitu penting, Anda bisa merekam seluruh pembicaraan yang berisi perjanjian yang ditawarkan kepada Anda.
5. Tidak Diasuransikan
Kesalahan terakhir yang sering dilakukan—padahal sangat penting—adalah tidak memberikan asuransi properti pada rumah yang Anda beli. Asuransi properti memang tampaknya sepele, tapi Anda baru melihat manfaatnya bila rumah Anda kebakaran atau hancur akibat bencana alam. Ada banyak sekali manfaat dari sebuah asuransi properti, antara lain melindungi rumah dari kebakaran, petir, banjir, pencurian, dan sebagainya.
Jika Anda tidak mau repot-repot membeli asuransi rumah secara terpisah, belilah rumah melalui fasilitas KPR. Beberapa KPR, salah satunya KPR BRI, selain memberikan pinjaman uang untuk membeli rumah, ternyata juga sudah menyertakan asuransi jiwa kredit dan asuransi kebakaran pada rumah yang Anda beli. Tidak banyak bank yang memiliki fasilitas seperti KPR BRI, karena itu Anda harus melakukan survei lengkap pada semua KPR yang ada.
Cara mengatasinya: Tanya kepada penjual, apakah rumah tersebut sudah diasuransikan atau belum. Jika belum, Anda bisa membeli asuransi tersebut sendiri.
Komentar