5 Mitos Ketika Membeli Rumah
Pada saat proses pembelian rumah, Anda akan berhadapan pada beberapa hal yang bisa saja memengaruhi pemikiran Anda. Misalnya, apakah rumah yang hendak dibeli harus baru atau bekas, lokasi rumah berada pada area strategis atau tidak, dan lainnya. Di samping itu, ternyata ada pula mitos ketika membeli rumah. Terutama hal-hal yang sebaiknya Anda lakukan, atau tidak lakukan, ketika membeli rumah. Di artikel ini marilah kita amati 5 kekeliruan persepsi saat hendak membeli rumah :
Mitos pertama : Membeli rumah selalu lebih baik daripada menyewa
Dalam hal ini Anda perlu mempertimbangkan dengan sangat teliti apakah membeli selalu lebih baik daripada menyewa. Faktanya, tidak. Mengapa demikian? Bila Anda menemukan rumah dengan harga sewa setahun kurang lebih 15 kali lipat ketimbang harga menyewa rumah, sebaiknya lupakan saja keinginan Anda untuk membelinya.
Dengan menyewa rumah untuk sementara tentu tak akan menguras kondisi keuangan Anda. Biasanya saat membeli rumah, Anda harus menyiapkan uang muka terlebih dahulu sebesar 20 persen. Sedangkan ketika menyewa tak perlu ada biaya tambahan kecuali Anda melakukan perusakan terhadap properti sang pemilik rumah.
Mitos kedua : Pembelian rumah melalui broker membuat harga rumah lebih mahal
Faktanya, belum tentu dengan menggunakan jasa broker lantas harga rumah langsung melambung tinggi daripada harga aslinya. Broker merupakan pihak yang paling mengerti mengenai jual beli rumah, dari prospek suatu lokasi, valuasi suatu rumah bahkan mengurus proses KPR. Bisa dikatakan peranan broker ketika hendak membeli rumah sangat penting.
Pada umumnya broker memberikan pelayanan dan jasa gratis sampai transaksi terjadi. Anda bisa banyak bertanya dan menggali informasi mengenai hal ini pada rekan dan keluarga yang telah lebih dahulu menggunakan jasa broker saat membeli rumah. Segera hubungi broker terdekat untuk memberikan informasi rumah di lokasi yang dituju. Pun jika tidak terjadi kesepakatan harga Anda bisa berganti broker ataupun memutuskan tidak menggunakan jasanya.
Mitos ketiga : Tiga faktor yang paling penting adalah lokasi, lokasi dan lokasi
Memang membeli rumah biasanya dipengaruhi faktor lokasi. Namun, menemukan rumah yang sempurna berarti rumah tersebut harus berada pada komunitas yang nyaman, Artinya. Minim dari tingkat kriminalitas, mudah dijangkau dengan sarana publik dan jauh dari polusi suara seperti di pinggir jalan atau dekat dengan bandara. Jadi, tak selamanya lokasi strategis menentukan kondisi rumah yang nyaman dan aman.
Mitos keempat : Beli rumah terburuk yang berada di lingkungan terbaik
Mitos ini terdengar seperti Anda bisa membereskan kondisi rumah yang baik namun tak bisa memperbaiki suasana nyaman di sekitar lingkungan perumahan. Jadi, lebih baik ketika membeli rumah carilah lingkungan yang nyaman daripada Anda harus merasakan situasi perumahan yang buruk.
Padahal kenyataannya kondisi rumah yang buruk justru membuat Anda akan mengeluarkan kocek keuangan yang lebih besar. Anda justru harus melakukan renovasi di sana-sini bila rumah tersebut sudah tak layak huni. Misalnya, genting rusak dan bocor, kondisi air tidak menyala hingga banyak ilalang di sekitar halaman rumah. Kondisi buruk lainnya bisa Anda temui dan mau tak mau biaya perbaikan akan lebih besar.
Mitos kelima : Membeli rumah dengan KPR sama saja berutang
Proses pembelian rumah dengan KPR memang sejatinya memerlukan waktu lama dalam pelunasan. Biasanya berkisar antara 15-20 tahun. Namun, dengan mengambil KPR saat hendak membeli rumah bukan berarti menambah utang karena KPR merupakan produk dari bank yang memang dikhususkan untuk pembiayaan rumah.
Baik strategi pembiayaan maupun persyaratan dalam mengambil KPR telah disesuaikan untuk pembiayaan rumah. Hampir semua karyawan dan wiraswasta bisa memperoleh rumah yang layak dengan program KPR yang ada saat ini. Mengambil KPR sebenarnya bisa diibaratkan dengan menabung. Dengan KPR kita sebenarnya akan dituntut disiplin menabung.
Ketahui juga 7 Mitos Pinjaman Pribadi Yang Perlu Diketahui!
Komentar