
5 Transfer Fantastis Musim Dingin Negeri Tiongkok
Bursa transfer musim dingin telah berakhir untuk beberapa Liga Eropa dan dunia. Namun, ada cerita menarik untuk transfer window kali ini. Memang klub-klub Eropa terutama dari Liga Inggris tetap memberikan warna tersendiri dalam dunia transfer. Namun ternyata kejutan tidak hadir dari Liga Inggris yang biasanya mendominasi bursa transfer.
Kejutan justru datang dari Negeri Tirai Bambu, yang kali ini membawa banyak pemain dari dataran Eropa untuk bisa bermain di Chinese Super League. Bursa transfer di China yang akan berjalan sampai 26 Februari ini mengindikasikan bahwa masih banyak pemain-pemain baru berdatangan ke Liga Super Cina tersebut. Belum lama ini di China bahkan di seluruh dunia, telah merayakan Tahun Baru Cina, apakah itu adalah hadiah dari Imlek dengan memboyong peman-pemain berkualtas dari dataran Eropa? Klub-klub dari dataran China tersebut memboyong para pemain dengan harga bombastis, sehingga pemain pun beserta agentnya menjadi tergiur untuk bisa bergabung dengan klub-klub tersebut.
Fenomena yang mungkin baru kali ini terjadi, terutama untuk persepakbolaan di Chinese Super League, sebelumnya mungkin Anda hanya mengetahui Tim Cahill yang bermain untuk Shanghai Shenhua dan pelatih ternama seperti Marcello Lippi lalu digantikan oleh kapten timnas Italia saat membawa juara piala dunia 2006 di Jerman, Fabio Cannavaro yang pernah melatih Guangzhou Evergrande sebagai juara bertahan Liga Utama Cina dan Liga Champions Asia.
Jika dilihat dari apa yang terjadi terhadap transfer kali ini, memang bisa terbilang baru, karena transfer yang dilakukan klub-klub China ini melibatkan pemain-pemain yang terbilang sedang berada di performa terbaiknya. Berbeda mungkin dengan Liga India yang mendatangkan pemain dengan harga tinggi namun dengan usia pemain yang sudah tidak muda lagi, sebut saja Nicolas Anelka dan Alessandro Nesta. Begitu juga dengan Major League Soccer, liga Di Amerika Serikat, yang biasanya mendatangkan pemain-pemain gaek yang mungkin sudah habis kemampuannya. Sebut saja, Frank Lampard, Steven Gerrard serta Andrea Pirlo yang baru-baru ini direkrut klub MLS. Jangan lupa juga dengan David Beckham yang istilahnya kembali menghidupkan gairah sepak bola Negeri Paman Sam tersebut sejak kehadirannya di L.A Galaxy.
Semua itu semata-mata dilakukan untuk meningkatkan minat masyarakat akan olahraga sejuta umat ini, namun untuk Indian Super League dan MLS mungkin masih akan terus membeli pemain gaek. Inilah gebrakan yang dicoba lakukan oleh Chinese Super League dengan dana yang tak terhingga, klub-klub Cina tersebut membeli pemain-pemain yang tengah gemilang di usia emasnya. Yang sudah pasti untuk menebusnya dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Penasaran dengan pemain-pemain yang pernah bermain untuk Liga Eropa namun memilih hengkang ke Liga Super Cina. Berikut daftar 5 pemain tersebut.
Alex Teixeira
Pemain berusia 26 tahun memutuskan bergabung dengan Jiangsu Suning dengan nilai transfer € 50 juta (sekitar Rp 762.267 miliar), yang diketahui sebelumnya, bahwa Alex adalah pemain utama yang diincar Liverpool. Dengan rampungnya transfer ini, Alex memecahkan rekor transfer non-Eropa pada musim dingin kali ini. Rekor yang sebelumnya dipegang oleh Jackson Martinez yang berlabuh ke Guangzhou Evergrande.
Pemain yang sebelumnya memperkuat klub Liga Ukraina, Shakhtar Donetsk, memang menjadi incaran utama Liverpool, namun klub asal Liga Inggris tersebut hanya mau membayar mahar sebesar € 32 juta, karena itu Shakhtar lebih memilih pemainnya untuk diboyong ke Cina dengan banderol € 50 juta. Walaupun tawaran Liverpool sudah melebihi nilai pasar sang pemain, berdasarkan data Transfermarkt.com, nilai pasar Teixeira sebesar € 30 juta. Namun, melihat proses yang tidak berjalan lancar, Jiangsu Suning menawarkan harga yang nyaris dua kal lipat, inilah yang menjadikan Shakhtar tidak ragu untuk melepas pemain yang nyaris tidak pernah absen membela Shakhtar di segala ajang.
Di Shakhtar, Alex Teixeira menorehkan penampilan sebanyak 223 kali dan mencetak 89 gol di berbagai ajang serta sederet gelar domestik, yaitu lima trofi Liga Ukraina dan tiga Piala Super Ukraina. Jumlah gol tersebut 26 pada musim 2015-2016.
Jackson Martinez
Pemain berpaspor Kolombia yang sebelumnya membela Atletico Madrid ini didatangkan dengan mahar € 42 juta atau setara dengan Rp 637 miliar. Pemain yang disebut media Cina sebagai ‘rubah kotak pinalti’ ini menyampaikan rasa terima kasihnya kepada mantan rekan satu tim dan staf di Atletico karena sudah memberinya kekuatan dan kepercayaan diri setelah pindah dari FC Porto pada musim panas lalu.
Kehadiran pemain yang digambarkan sebagai sosok ‘pemburu gol’ dengan tiga kali top skor di Liga Portugal ini pada awalnya menuai banyak kritikan karena harga yang dibayarkan seakan tidak pantas, jika melirik penampilannya bersama Los Colchoneros, yang dengan hanya mengoleksi dua gol dari lima belas partai La Liga, yang membuatnya tidak mampu bersaing dengan para juru gedor Liga Spanyol.
Walaupu begitu, sebagian besar penggemar Evergrande yakin akan penampilannya bersama tim kesayangan. Martonez akan bergabung dengan gelandang Negeri Samba, Paulinho dengan juru taktik Luiz Felipe Scolari.
Ramirez
Pemain asal klub Liga Inggris Chelsea, menjadi rekrutan anyar Jiangsu Suning. Menurut data dari Transfermarkt, uang yang harus digelontorkan Jiangsu mencapai € 28 juta atau sekitar Rp 442 miliar.
Ramires diikat dengan kontrak selama empat tahun. ramirez direncanakan menjalani pemusatan latihan tim di Malaga sebelum akhirnya kembali ke Cina.
Ramirez berpeluang melakoni debut awal ketika Jiangsu melawan Becamex Binh Duong pada fase grup Liga Champions Asia, 23 Februari 2016.
Gervinho
Gelandang kebangsaan Pantai Gading ini hijrah dari AS Roma menuju Hebei China Fortune dengan mahar € 18 juta, setara dengan Rp 271 miliar. Dengan begitu, gelandang yang pernah membela klub Liga Inggris, Arsenal, tercatat sebagai pemegang rekor penjualan termahal ke empat di bursa transfer musim dingin Serie A.
Gervinho bisa mendapatkan tambahan € 1 juta dalam bentuk bonus, apabila dia memapu memenuhi target sesuai dengan performa yang diharapkan.
Jika angka transfer € 18 juta dijadikan patokan, Gervinho adalah pemain termahal ke empat yang dijual klub Serie A sepanjang sejarah di bursa transfer Januari. Nilai penjualannya setara dengan dua eks pemain Internazionale, Hernanes dan Giampaolo Pazzini.
Hernanes dijual Lazio ke Inter pada musim dingin 2014, sedangkan Pazzini oleh Sampdoria pada 2011. Rekor penjualan termahal masih dipegang oleh Juan Cuadrado, yang dijual Fiorentina ke Chelsea tahun lalu dengan harga € 31 juta. Di bawah Cuadrado ada Hidetoshi Nakata yang dilego Perugia ke AS Roma senilai € 21.7 juta pada tahun 2000 dan Andrea Ranocchia dari Genoa ke Internazionale seharga € 18.5 juta pada tahun 2011.
Fredy Guarin
Pemain asal Liga Itali lainnya yang mencoba peruntungan di Negeri Tirai Bambu dengan bergabung di klub Shanghai Shenhua dengan mahar senilai € 13 juta atau setara dengan Rp 197 mliar. Dengan nilai seperti itu, Inter mengklaim bahwa klub mendapat untung senilai kurang lebih Rp 71 miliar.
Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, transfer sang gelandang merupakan langkah tepat untuk mendatangkan profit. Kasarannya, Inter meraih untung € 500 ribu dari selisih nilai transfer Guarin. Berikut sedikit ilustrasi mengapa Internazionale bisa meraup keuntungan sebesar € 500 ribu. Sebelumnya Inter membeli Guarin secara permanen dari Porto seharga € 11 juta dan Inter juga mengeluarkan biaya pinjam sang pemain dari Porto pada Januari 2012, senilai € 1.5 juta, yang akhirnya dipermanenkan pada Juli 2012. Jika dijumlahkan, transfer Guarin menghabiskan dana total € 12.5 juta. Berdasar data, penghematan juga dilakukan pada sektor gaji.
Meskipun tidak drastis, keuntungan Nerazzuri dar penjualan Guarin layak diapresiasi mengingat sang permain termasuk komoditas yang paling mungkin dijual klub pada musim transfer Januari.
Mencengangkan bukan, dari yang tidak diperhitungkan para pemain kelas dunia, Chinese Super League berhasil mendatangkan pemainpemain top tersebut, sudah pasti dengan harga yang bombastis. Tujuannya agar para pemain itu mau bermain di Liga Super Cina dan antusias masyarakat terhadap sepakbola juga semakin tinggi.
Komentar