Abdul from Abdul & the Coffee Theory : Mulailah Bisnis Kecil Tapi Serius (Ekslusif Interview)
Abdul yang memiliki nama lengkap Tengku Muhammad Abdullah Amin Anshari adalah seorang pria kelahiran Medan yang dikenal publik sebagai penyanyi. Bersama bandnya yang diberi nama Abdul & the Coffee Theory, Abdul menggemakan musik-musik bernafaskan genre pop dan jazz dengan sedikit sentuhan blues di dalamnya. Sampai tahun ini, Abdul & the Coffee Theory telah menelurkan empat album yakni Lovable (2008), Love Theory (2010), Rocket Love (2012), Lovable Special Edition (2014). Abdul sendiri pernah mengeluarkan album solo di tahun 2007 yang diberi judul Bersandinglah.
Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Abdul & the Coffee Theory selalu menjadi hits di radio-radio. Sebut saja Lovable, Aku Suka Caramu, Lagi-Lagi Kamu yang dinyanyikan bersama Tya Ariestya, dan Sibuk. Alunan musik Abdul & the Coffee Theory bisa dikatakan easy listening dan liriknya yang menggambarkan pengalaman pribadi setiap orang membuat setiap lagu Abdul jadi favorit para kaum muda yang merupakan target pasar mereka. Abdul pun mengatakan bahwa pengalaman pribadi, survey dan kegemarannya menonton film menjadikan inspirasinya dalam membuat lagu.
Ternyata selain memiliki bakat menyanyi yang telah menempel sejak kecil pada dirinya, Abdul juga punya bakat sebagai seorang pebisnis. Abdul membuka bisnis kecil-kecilan dengan menjual lontong sayur bersama istrinya. Ia beranggapan bahwa keputusannya membuka bisnis adalah cara berinvestasi yang tepat. Meskipun bisnis yang dijalani saat ini tergolong usaha kecil namun jika dijalankan dengan serius maka akan berpotensi. Bahkan ke depannya, Abdul berniat mengembangkan investasinya dengan membuka bisnis lain. Seperti apa ceritanya? Simak artikel lengkapnya dalam ekslusif interview Tim AturDuit bersama Abdul.
Sejak kapan Abdul suka musik?
Semenjak saya kecil tapi baru mulai terjun secara profesional di dunia musik pada tahun 2007. Saya suka sekali menyanyi dan membuat lagu. Intinya sih mau jadi bagian dari musik Indonesia.
Apakah semenjak jadi penyanyi ada yang berubah?
Tentu saja banyak banget. Pengalaman yang diperoleh lebih luas, lalu bisa ketemu banyak orang sehingga jadi lebih mengerti juga cara menghargai orang, jadwal juga semakin padat karena hampir tiap akhir pekan ada tawaran manggung di luar kota. Tentunya dari segi finansial juga berubah.
Apa Abdul punya keinginan berkecimpung di bidang panggung hiburan lain selain jadi penyanyi?
Saat ini sih saya juga jadi guest VJ di Mustang. Di situ saya banyak ngomongin soal film-film karena memang suka sekali nonton film. Inginnya sih suatu saat bisa bikin film sendiri.
Apa saja suka-duka jadi seorang penyanyi?
Bisa dibilang waktu saya pertama kali mengeluarkan album solo itu sampai berjuang mati-matian. Bahkan waktu membuat album pertama sampai meminta biaya orang tua. Bujet waktu menciptakan album pertama itu kurang lebih mencapai Rp 100 juta dan susah sekali menembus pihak label kala itu. Bisa dibilang cukup berdarah-darah ya waktu merilis album solo itu dan ternyata tidak sesuai harapan. Untuk itu, saya memutuskan untuk membuat band Abdul & the Coffee Theory. Dan hingga saat ini kita memilih untuk bertahan di jalur indie. Sukanya jadi penyanyi itu ya selain dikenal, lagu kita ternyata juga banyak didengar oleh penggemar yang mayoritas adalah target pasar kita yaitu kaum remaja.
Mengapa memilih jalur indie?
Untuk saat ini kita melihat pendapatan serta promosi lewat jalur indie sudah sangat menguntungkan. Jadi, ya kita teruskan saja bertahan pada jalur ini. Memang sih promosi melalui cara indie itu sampainya lama ke telinga pendengar bahkan bisa saja setahun setelah pembuatan lagu. Hanya saja caranya sederhana misalnya melalui media social, dari teman ke teman, dan dari omongan orang.
Apakah pernah mengeluarkan biaya untuk promosi?
Pernah juga. Waktu kita kolaborasi dengan Wina Natalia di lagu Bahagia Itu Sederhana. Itu satu-satunya lagu yang berbeda cara promosinya. Karena Abdul duet dengan salah satu artis yang mau mengeluarkan biaya untuk promosi sehingga sesekali muncul di televisi.
Di Indonesia kan sudah banyak bermunculan penyanyi-penyanyi baru yang berbakat, bagaimana Abdul menyikapi hal ini?
Justru saya senang, karena dengan munculnya penyanyi berbakat yang meramaikan dunia musik Indonesia maka membuat Abdul & the Coffee Theory harus menjadi penyanyi yang lebih baik. Kita pun semakin tertantang untuk terus menciptakan karya-karya yang berkualitas.
Siapa musisi favorit Abdul?
Dari luar, saya suka banget sama musiknya John Mayer dan Michael Jackson, kalau di Indonesia idola saya itu Chrisye, David Naif, Indra Lesmana.
Apa yang jadi ekspektasi saat pertama kali terjun sebagai musisi?
Motivasi kita sih ingin menjadi trendsetter dan mengubah orang melalui musik. Jujur saja saat memulai karir, musik kita sempat ditertawakan oleh orang-orang karena lagu yang kita ciptakan melenceng dari tren musik saat itu. Tapi, kita tak lantas putus asa toh terbukti kalau musik kita masih bisa eksis sampai sekarang dan pada akhirnya banyak musisi yang bermunculan setipe dengan Abdul & the Coffee Theory.
Bicara soal finansial, apakah Abdul termasuk tipe spender atau saver?
Jujur saja dulu sebelum berkeluarga, saya termasuk yang royal sama uang. Biasanya buat membeli action figure terus jalan-jalan. Setelah punya isteri dan anak, bisa dibilang saya masuk kategori saver. Pengeluaran lebih mementingkan pada kebutuhan rumah tangga.
Apakah berniat terjun ke investasi?
Saya mencoba berinvestasi dengan membuka usaha di bidang kuliner. Bisnis ini saya jalankan bersama isteri dan mertua yang turut membantu memasak. Kuliner yang kita jual yaitu lontong sayur dengan bumbu rendang dan nasi sup daging. Usaha ini baru berjalan selama 4 bulan dan kita buka di daerah Cibubur. Nama bisnisnya Kedai Abdul dan Indah.
Bisa ceritakan, bagaimana akhirnya bisa jadi seorang entrepreneur?
Buat saya membuka usaha itu bisa jadi investasi yang bagus. Walau bisnisnya kecil tapi bila dikembangkan secara serius maka akan menjadi bisnis besar dan menguntungkan. Intinya harus pintar melihat potensi pasar. Dalam hal ini, saya mencari lokasi yang strategis untuk berjualan. Maakanya Kedai Abdul dan Indah kita buka di pasar pagi yang selalu ramai. Meskipun hanya buka pada Sabtu dan Minggu tapi menghasilkan omset yang menguntungkan, yakni Rp 1 juta per hari.
Apa ada rencana membuka bisnis lagi?
Rencana sih ada. Saya mau bikin kedai kopi yang namanya sesuai dengan nama band kita, Abdul & the Coffee Theory. Mungkin dibuka sekitar dua bulan ke depan. Konsepnya nanti ingin sekalian branding band kita dengan menjual merchandise Abdul & the Coffee Theory.
Lebih enak mana jadi entertainer atau entrepreneur?
Keduanya sama-sama membutuhkan perjuangan saat memulainya. Ya, sampai menghabiskan modal di awal. Tapi perjuangan tersebut memberikan hasil yang memuaskan. Sampai sekarang sih saya menyukai keduanya. Lebih enak memang menjadi bos sendiri. Saya suka banget sama petuahnya Bob Sadino, yang mengatakan seberapun kamu bekerja di perusahaan besar kamu akan tetap menjadi pegawai, sekecil apapun usahmu, kamu itu bos.
Boleh kasi tips untuk pembaca AturDuit yang mau jadi entrepreneur?
Intinya pada saat memulai berbisnis kumpulkan modal terlebih dahulu dan pastikan produk apa yang hendak dipasarkan. Lalu hal terpenting adalah melihat dan memanfaatkan peluang yang ada. Misalnya, cari lokasi yang strategis terus saya juga memanfaatkan sistem delivery order untuk lontong sayur. Karena kan kedai kita bukanya hanya Sabtu-Minggu dan banyak juga pelanggan yang selalu kehabisan. Makanya, kita melihat ada permintaan pasar dan langsung saja ambil peluang untuk membuka jasa delivery order setiap hari. Pelanggan biasanya minta dikirim ke kantor mereka dan tidak ada minimal pembelian.
Komentar