
Gubernur BI: Aliran Modal Asing Deras Mengalir ke Indonesia
Jakarta – Minat pihak asing untuk menananmkan modalnya di Indonesia terlihat pada meningkatnya jumlah aliran modal asing (capital inflow) yang tercatat di Bank Indonesia. Aliran modal asing yang masuk ke Indonesia sampai April 2017 adalah Rp 81 triliun, meningkat 35% dari Rp 60 triliun di periode yang sama pada tahun lalu.
Meningkatnya aliran modal asing ke Indonesia menunjukkan bahwa kepercayaan luar negeri terhadap stabilitas ekonomi di Indonesia masih tinggi. Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, investor asing percaya bahwa perekonomian Indonesia akan berkembang baik dan tetap stabil. Dengan adanya aliran modal asing yang deras ini, maka nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing bisa stabil.
Seperti dikutip kantor berita Antara, Kamis (13/4), Agus menambahkan “Padahal ketika Presiden AS yang baru terpilih, pasar global goyang dan banyak nilai tukar terdepresiasi besar-besaran.”
Tekanan ekonomi global yang belum mereda hingga April 2017, tidak menjadikan rupiah terdepresiasi. “Bandingkan dengan 2013. Saat ekonomi belum membaik, nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga 21 persen,” tambahnya.
Agus juga menyatakan bahwa nilai tukar rupiah malah menguat satu persen secara tahun kalender berjalan (year to date/ytd).
Jika mengacu pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp 12.600 – Rp 12.900 per dollar AS pada bulan April minggu kedua. Sedangka jika dilihat sepanjang Maret 2017, nilai tukar rupiah cenderung stabil yaitu di kisaran Rp 13.000 per dollar AS.
Fundamental ekonomi Indonesia pun menunjukkan perbaikan. Inflasi dapat dijaga di angka 3,61% (year on year/yoy) hingga Maret 2017. Cadangan devisa pun meningkat menjadi 121 miliar dollar AS. Dukungan modal asing bagi Indonesia pun akan tetap mengalir jika perekonomian tetap menunjukkan kestabilannya.
Kondisi yang membaik ini bukan berarti tanpa ancaman. Dengan adanya pengaruh dari perekonomian global, perekonomian Indonesia bisa saja kalah terhadap tekanan.
“Namun kita tetap harus waspada terhadap perekonomian global yang bisa memengaruhi indikator perekonomian dalam negeri,” ujar Agus.
Komentar