Apa Menabung 100 Persen Aman? Kenali Dulu 4 Risiko Tabungan
Cara paling konvensional untuk menyimpan uang adalah menabung. Metode ini sudah sangat umum dilakukan oleh kebanyakan orang karena prosesnya yang mudah dan cepat. Menabung pun sudah menjadi kebiasaan semua kalangan, dari bawah, menengah sampai atas. Dari usia anak-anak, remaja hingga dewasa. Dan menabung sudah dilakukan oleh anak sekolah, mahasiswa sampai pekerja kantoran. Ibaratnya, virus menabung sudah menyebar hampir ke seluruh lapisan masyarakat. Disinyalir, dengan menabung ada simpanan untuk kehidupan masa mendatang.
Fenomena menabung ini dianggap sebagai salah satu cara untuk mengamankan keuangan. Majalah Swa pernah melakukan survei di tahun 2013 yang menyatakan bahwa 90 % kelas menengah memiliki tabungan. Sementara minat berinvestasi pada instrumen investasi lain, seperti reksadana, emas, obligasi dan saham hanya dimiliki tidak sampai separuh kelas menengah. Perlu diketahui, menabung juga memiliki untung dan rugi. Sebelum Anda meletakkan 100 persen uang Anda ke dalam tabungan, kenali dahulu risiko tabungan.
1.Bunga lebih rendah dari inflasi
Hampir setiap tahun inflasi melanda Indonesia. Inflasi dalam setahun bisa mencapai angka 5%. Kenaikan ini jelas mencekik setiap keuangan dan ekonomi masyarakat Indonesia. Jika jalan yang Anda pilih untuk menyelamatkan uang Anda adalah dengan cara menabung maka jelas bukan pilihan yang bijak. Seperti yang diketahui, pada umumnya bank hanya memberikan bunga tabungan yang tidak sampai 3% dalam setahun.
Apabila dibandingkan dengan kenaikan inflasi, maka bunga tabungan tidak akan memenuhi kebutuhan yang hendak dituju. Jumlah bunga tabungan sudah jelas lebih rendah daripada inflasi. Bagaimana mau memenuhi tujuan investasi untuk mengalahkan investasi saja bunga tabungan sudah tidak sanggup. Padahal Anda sudah memiliki serangkaian rencana dengan tabungan yang dikumpulkan itu. Anda ingin mengumpulkan dana untuk pensiun, kesehatan, pendidikan anak dan traveling. Apabila jalan yang Anda tempuh hanya dengan tabungan tentu semua niat baik itu belum dapat terpenuhi.
2.Tujuan investasi meleset
Masih ada kaitannya dengan risiko nomor satu. Akibat bunga rendah tadi maka tujuan investasi Anda akan melesat. Dari sekian banyak produk investasi yang bertebaran, tidak ada satu pun yang menjadi sasaran Anda. Dan Anda masih bersikukuh tujuan investasi itu cukup terpenuhi dengan jalan menabung. Salah satu yang mendasari pemikiran Anda ini adalah risiko yang minim dari tabungan. Sedangkan, investasi memiliki sejumlah risiko yang bervariasi. Walau ada jaminan dari pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) atas tabungan di perbankan, nyatanya tabungan tetap saja belum bisa mewujudkan tujuan investasi Anda.
Risiko tabungan ternyata bisa membuat Anda kerja keras untuk mencapai satu per satu tujuan investasi. Misalnya, kenyataan yang paling masuk akal adalah kenaikan biaya pendidikan. Hampir setiap tahun biaya pendidikan di Indonesia diperkirakan naik sekitar 20% setahun. Coba Anda bayangkan apabila terus menggantungkan keuangan pada tabungan yang bunganya rendah. Bisa-bisa Anda harus mencari penghasilan tambahan lain demi mendaftarkan anak ke sekolah. Memang nilai uangnya aman, tetapi jika tabungan tidak bisa merealisasikan tujuan berinvestasi, untuk apa menempatkan dana terlalu banyak di situ. Akibat dari hendak menghindari risiko justru Anda malah terjebak ke risiko yang lebih mendalam. Akibat, keinginan menghindari risiko, muncul risiko lain, yang justru lebih besar, yaitu gagalnya mencapai tujuan investasi. Kalau ingin mendapat keuntungan, maka harus berani mengambil risiko. Tidak mungkin untung tanpa adanya risiko.
3.Menyisihkan dana lebih besar
Risiko tabungan lainnya adalah membuat Anda harus menyisihkan dana lebih besar. Alih-alih ingin mencapai tujuan investasi, uang yang disetorkan ke tabungan tentu harus besar. Terkadang bisa mencapai 50 persen dari penghasilan Anda setiap bulannya. Guna mengejar pencapaian investasi maka Anda membiasakan diri berkorban untuk penghematan ketat.
Akibat dari hal ini, Anda kerap memaksa untuk tidak makan siang, tidak jajan, dan selalu menggunakan kendaraan umum. Memang ini cara yang bagus namun akan menyusahkan Anda nantinya jika setiap bulan setengah dari penghasilan Anda disalurkan ke tabungan demi mengejar tujuan investasi. Pada dasarnya tidak mudah menyisihkan uang yang lebih besar setiap bulannya. Niat ingin aman, malah sering kali Anda mengalami jumlah dana yang ditabung tidak sesuai dari seharusnya, sehingga ujungnya tujuan jadi tidak tercapai.
4.Hilangnya daya beli uang
Ternyata akibat inflasi itu sangat memengaruhi risiko tabungan. Berkat inflasi yang terus meningkat daya beli uang semakin hilang. Pasalnya, bunga tabungan tidak cukup mengimbangi naiknya harga barang. Inflasi naik maka harga barang turut naik dan ini menyebabkan nilai uang di tabungan turut merosot. Bunga tabungan yang merosot nilainya serta merta membuatnya lebih rendah dari inflasi. Ketika bunga tabungan mencapai angka yang tinggi, maka meletakkan uang di tabungan cukup aman. Karena masih mendapat imbalan yang lebih tinggi dari laju harga barang. Nah, dengan adanya inflasi maka hilang sudah daya beli uang.