Apakah Pelemahan Rupiah Memengaruhi Untuk Membeli Rumah?

Apakah Pelemahan Rupiah Memengaruhi Untuk Membeli Rumah?

Summary

Kurs rupiah yang melemah turut membuat sektor properti menurun.

Dampak pelemahan rupiah dalam beberapa bulan terakhir ini memengaruhi beberapa sektor di tanah air. Tak terkecuali sektor properti yang turut kena imbasnya. Seperti diketahui, sektor properti merupakan salah satu bidang yang perkembangannya paling drastis. Apalagi setiap tahun bahkan setiap bulan selalu saja kita melihat ada properti yang berdiri megah, mulai dari apartemen, hotel, kantor hingga perumahan. Dan perumahan merupakan properti yang paling diincar oleh semua lapisan masyarakat.

Mengapa demikian? Sebab, semua manusia butuh tempat tinggal. Butuh rumah untuk memperlengkapi kebutuhannya. Terkait dengan adanya pelemahan rupiah terhadap dollar yang menyebabkan rupiah pernah menembus angka Rp 15.000, rupanya juga turut memengaruhi pelemahan daya beli masyarakat untuk membeli rumah.

Hal ini pernah diutarakan Fery Sandiyana, Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Seluruh Indonesia atau AP2ERSI , yang mengatakan bahwa kondisi rupiah yang sedang tidak fluktuatif atau terus melemah, menyebabkan harga bahan bangunan akan naik. Dan dampaknya akan berlanjut hingga menyebabkan harga jual rumah ikut melambung.

Hal senada juga diungkapkan Real Estate Indonesia (REI). Mereka berpendapat bahwa  pelemahan rupiah tentu menyebabkan harga barang impor meningkat dan ini sangat memengaruhi harga jual rumah. Meski peningkatannya belum terlihat signifikan.

Menurut Ketua Umum DPP REI Eddy Hussy , pelemahan ini memengaruhi penjualan properti, baik rumah tapak maupun properti. Tercatat, pada kuartal I-2015, penjualan properti anjlok hingga 40 persen. Walau demikian pelemahan rupiah bukan semata-mata faktor yang membuat penjualan rumah melesu, tetapi belum terbitnya beberapa kebijakan, seperti penurunan kredit pemilikan rumah (KPR) yang akan diatur oleh Bank Indonesia (BI).

Bahkan dikutip dari beberapa sumber, pemain senior di sektor properti yaitu Ir. Ciputra, sang pendiri Ciputra Group mengatakan bahwa lemahnya rupiah dapat memengaruhi pembelian properti, khususnya untuk segmen menengah-bawah yang kian sulit membeli rumah karena terjadi lonjakan harga.

“Pengaruh pelemahan rumah akan memberi dampak kepada daya beli masyarakat, apalagi untuk perumahan menengah ke bawah,” tegasnya.

Lantas, apakah dengan kondisi rupiah yang masih belum stabil bisa memengaruhi keputusan seseorang untuk membeli rumah? Hal ini bisa saja terjadi, apalagi jika lonjakan harga rumah meningkat secara drastis. Adanya ketidakstabilan pada mata uang kita, membuat masyarakat lebih berhati-hati saat hendak membeli rumah. Mereka lebih baik menunggu dan melihat pergerakan ekonomi Indonesia.

Meski demikian, pemerintah berusaha untuk tetap membuat masyarakat memperoleh tempat hunian yang layak dan sesuai dengan kondisi finansial. Caranya adalah menggelar program sejuta rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dan poin tersebut masuk dalam daftar paket kebijakan ekonomi pemerintah. Pemerintah optimistis program Sejuta Rumah yang menjadi salah satu andalan pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wakil Presiden Jusuf Kalla bisa tercapai dan mengatasi “backlog” di berbagai daerah.

Untuk mengatasi persoalan Anda yang hendak ingin membeli rumah namun terkendala dengan kondisi ekonomi tanah air yang belum stabil, bisa mempertimbangkan beberapa hal di bawah ini. Cermat dalam membeli rumah saat kondisi rupiah sedang tidak stabil wajib Anda lakukan. Tujuannya agar Anda tak menyesal di kemudian hari sebelum benar-benar membeli rumah, baik yang termasuk dalam rumah komersial maupun rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

1.Berburu program sejuta rumah dari pemerintah

Keinginan Anda untuk membeli rumah sudah menggebu-gebu. Pun, tabungan untuk mengajukan uang muka sudah cukup, namun yang jadi kendala adalah rumah seperti apa yang harus dibeli dan angsurannya sesuai dengan kondisi finansial Anda? Mengapa tidak memanfaatkan program sejuta rumah untuk memiliki rumah idaman?

Program sejuta rumah dari pemerintah menghasilkan 600 unit rumah untuk kebutuhan Masyarakat Berpenghasilan Rendah dan 400 unit untuk komersial. Harga yang ditawarkan bervariatif. Bahkan untuk rumah subsidi berkisar di angka Rp 120 jutaan.

2.Manfaatkan fasilitas KPR

Ada banyak bank yang menawarkan KPR dengan bunga rendah bagi masyarakat  yang sedang berburu rumah. Baru-baru ini, Bank BTN bahkan telah bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan untuk mempermudah pesertanya membeli rumah. Peserta BPJS bisa memiliki rumah dengan harga maksimal Rp 500 juta, dan  berkesempatan memperoleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tingkat bunga lebih rendah.

Bank BTN mengeluarkan kebijakan berupa penyaluran pembiayaan berupa kredit konstruksi, KPR, dan pinjaman uang muka perumahan. Untuk KPR, ada dua segmen skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) alias subsidi pemerintah bagi rumah seharga di bawah Rp150 juta dan non subsidi di atas Rp150 juta.

Adapun syarat yang ditentukan oleh BTN dalam memperoleh fasilitas ini adalah ;

  • Pihak pemohon harus terdaftar menjadi peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan minimal satu tahun.
  • Pengajuan kredit dilakukan di kantor cabang Bank BTN dengan membawa persyaratan administrasi yang dibutuhkan pada umumnya.
  • Rumah yang diajukan kreditnya merupakan rumah pertama peserta. Dan hanya satu pihak saja dari pasangan suami istri yang bisa mengajukan KPR.
  • Seluruh proses pengajuan KPR mengacu pada syarat dan ketentuan yang diberlakukan bank BTN serta otoritas yang mengatur bidang usaha perbankan.
  • Pendapatan pemohon maksimal Rp7,5 juta. Selain itu rumah juga harus ditempati selama lima tahun tidak boleh dijual ke pihak lain

3. Membeli rumah susun sederhana milik (rusunami)

Anda ingin tinggal berdekatan dengan tetangga? Atau termasuk tipe yang gemar bersosialisasi? Mengapa tidak membeli rumah susun sederhana milik (rusunami). Meskipun, beberapa sektor perumahan terkena imbas dari pelemahan rupiah, seperti apartemen dan perumahan premium yang kerap menggunakan bahan baku impor, namun tak demikian dengan rusunami.

Hal ini disebabkan karena pengembang tidak perlu melakukan penyesuaian harga karena semua material bangunannya lokal. Krisis ekonomi yang dirasakan akhir-akhir ini tidak membuat harga komponen seperti besi dan semen ikut melambung. Nah, memilih rusunami sebagai alternatif dalam membeli rumah boleh masuk dalam opsi Nada. Apalagi saat ini sudah banyak rusunami yang terbangun baik daerah strategis maupun di pinggiran kota.

Di samping ketiga pilihan tersebut, Anda juga bisa membeli rumah melalui cara over kredit. Biasanya harga yang ditawarkan lebih murah ketimbang membeli rumah baru. Anda bisa mencarinya melalui informasi dari keluarga atau kerabat perihal rumah yang ditawarkan dengan cara over kredit.

Membeli rumah merupakan kebutuhan bagi setiap manusia. Apabila Bujet Membeli Rumah Idaman Terbatas? Ikuti 5 Cara Berikut!

 

Komentar