
Apakah Rencana Anda Untuk Mengatasi Inflasi?
Tahukah Anda bahwa nilai uang Rp 1.000.000 di tahun ini sama nilainya dengan nominal Rp 500.000 setahun lalu. Saat Anda menabung di bank dengan nominal Rp 500.000 dengan harapan mumpuni mengatasi kesulitan finansial ternyata malah tidak membantu karena di tahun berikutnya terjadi peningkatan harga-harga barang dan jasa atau yang lebih dikenal dengan inflasi. Lantas, apa gunanya Anda menabung di tabungan jika setiap tahun tabungan Anda malah menyusut nilainya, bukan bertambah?
Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa tingkat inflasi selama 8 tahun terakhir (2008-2015) mengalami pasang surut. Dan hingga sampai akhir tahun 2015, tingkat inflasi Indonesia berada di titik 3,4 %.
Berikut tabel lengkap inflasi dari 2008-2015
2008 | 2009 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2014 | 2015 | |
Inflasi(perubahan % tahunan) | 9,8 | 4,8 | 5,1 | 5,4 | 4,3 | 8,4 | 8,4 | 3,4 |
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Di Indonesia, kenaikan harga lumrah terjadi ketika bulan Ramadan dan Akhir Tahun. Pada periode tersebut permintaan masyarakat akan bahan pokok meningkat pesat sementara, jumlah barang yang tersedia terbatas. Agar mempermudah memahami pengaruh inflasi bagi keuangan Anda, berikut ilustrasinya.
Sebagai contoh, sekitar 5 tahun lalu, Anda cukup mengeluarkan kocek Rp 15,000 untuk membeli Panas Special (Paket Nasi, Telur, Ayam,Softdrinks) Mcdonalds, sekarang harganya sudah Rp 31.000. Ini menandakan uang Anda mengalami penyusutan nilai karena harga Panas menjadi meningkat.
Coba bayangkan dalam 5 tahun mendatang jika terjadi inflasi, maka harga beras semakin meningkat. Dan bisa jadi nilai uang Rp 80.000 yang semula bisa dibelikan beras satu karung, dalam lima tahun mendatang sudah tak ada artinya. Bahkan, kenaikan gaji sebesar 10% di tahun ini tentu tidak akan mengejar kebutuhan hidup yang meningkat 15%, misalnya. Itulah efek dari adanya inflasi.
Bagaimana Cara Bertahan Dari Inflasi?
Inflasi memang menyebabkan nilai mata uang terus tergerus. Anda bisa melakukan berbagai cara agar nilai mata uang tetap terjaga dan memenangkan pertandingan inflasi ini. Salah satu caranya adalah dengan investasi pada aset potensial untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari tingkat inflasi.
Beberapa masyarakat memilih saham sebagai jalur penyimpanan dana untuk mengatasi inflasi. Instrumen investasi ini memang dikenal memiliki pengembalian tinggi namun juga berisiko tinggi. Bahkan, Anda belum tentu bisa mencairkan dana investasi itu kapan saja. Di sinilah Anda harus lebih selektif memilih instrument investasi dengan pengembalian tinggi namun risiko cukup rendah.
Memilih menyimpan dana untuk menghadapi inflasi di deposito tetap adalah salah satu jalan terbaik. Deposito sangat aman menjadi sumber penyimpanan karena pengembaliannya terjamin oleh bank. Selain deposito, investasi lain yang bisa Anda pilih untuk mengatasi inflasi adalah emas, unit link dan reksadana.
Apa Saja Instrumen Investasi yang Cocok Untuk Menangkal Inflasi?
Tabungan
Menyimpan uang di tabungan sebenarnya jauh lebih berguna untuk menangkal inflasi ketimbang hanya mendiamkan dana cadangan Anda di dalam lemari. Namun, kelemahan tabungan adalah bunganya yang cenderung kecil. Rata-rata bunga tabungan di Indonesia mencapai 3,25 % per tahun. Sementara tingkat inflasi di Indonesia per akhir tahun 2015 saja sudah mencapai 3,4%. Dengan mengalokasikan keseluruhan dana cadangan di tabungan rupanya belum cukup dan bukan jadi pilihan tepat untuk menangkal inflasi.
Berikut adalah simulasi tabel bahwa tabungan belum cukup menangkal inflasi 3,4% dalam setahun.
Jumlah tabungan | Rp 5.000.000 | Rp 100.000.000 | Rp 150.000.000 | Rp 200.000.000 |
Bunga per tahun | 1,25 % | 3,25 % | 3,25 % | 3,25 % |
Total Pengembalian | Rp 5.062.500 | Rp 103.250.000 | Rp 154.875.000 | Rp 206.500.000 |
Tingkat Inflasi | 3,4 % | 3,4 % | 3,4 % | 3,4 % |
Nilai setelah terkena inflasi | Rp 5.170.000 | Rp 103.400.000 | Rp 155.100.000 | Rp 206.800.000 |
Kerugian | Rp 107.500 | Rp 150.000 | Rp 225.000 | Rp 300.000 |
Dengan mengacu pada tabel di atas, jelas membuktikan bahwa tabungan belum cukup ampuh menagkal inflasi. Anda harus mencoba menyimpan dana cadangan pada instrument lainnya untuk mengatasi inflasi yang kerap meningkat setiap tahunnya.
Deposito
Investasi dalam bentuk deposito cocok untuk tujuan jangka panjang karena return yang diperoleh lebih besar dari tabungan. Untuk memperoleh pengembalian dalam jumlah besar pilihlah deposito tetap. Merujuk data dari BPS yang menunjukkan tingkat inflasi di Indonesia dalam 5 tahun terakhir mencapai 5.4% per tahun, maka memilih deposito dengan pengembalian 6-8 % per tahun adalah pilihan tepat.
Berikut adalah pengembalian yang Anda terima jika meletakkan dana simpanan di deposito tetap dengan saldo awal Rp 20.000.000 dan memilih jangka waktu 12 bulan.
Tipe Investasi | Deposito Tetap |
---|---|
Bunga deposito (tahun) | 7,25 % |
Total bunga jatuh tempo (12 bulan) | Rp 1.450.000 |
Jadi, jika Anda mendepositokan selama periode 12 bulan, jumlah pengembalian yang diterima adalah Rp 1.450.000. Lalu, untuk mempertimbangkan apakah investasi deposito berfungsi untuk mengatasi inflasi Anda dapat melihatnya dalam tabel berikut.
Jumlah deposito | Rp 20.000.000 |
Bunga per tahun | 7,25 % |
Total pengembalian deposito | Rp 1.450.000 |
Jumlah deposito setelah jatuh tempo | Rp 21.450.000 |
Tingkat inflasi | 3,4 % |
Nilai deposito setelah terkena inflasi | Rp 20.680.000 |
Nilai keuntungan | Rp 770.000 |
Dengan menyimpan dana cadangan Anda di deposito akan lebih menguntungkan ketimbang meletakkanya dalam tabungan. Simpanan Anda mumpuni mengatasi inflasi. Meski demikian, jika tingkat inflasi melebihi bunga deposito per tahun, Anda akan mengalami kerugian. Hal ini bisa saja terjadi pada dua tahun lalu ketika tingkat inflasi mencapai 8,4 %.
Jumlah deposito | Rp 20.000.000 |
---|---|
Bunga per tahun | 7,25 % |
Total Pengembalian deposito | Rp 1.450.000 |
Jumlah deposito setelah jatuh tempo | Rp 21.450.000 |
Tingkat Inflasi | 8,4 % |
Nilai deposito setelah terkena inflasi | Rp 21.680.000 |
Nilai kerugian | Rp 230.000 |
Emas
Dalam 5 tahun terakhir harga emas mengalami kenaikan sebesar 18% per tahun. Investasi ini bisa menjadi pilihan untuk memberikan lindung-nilai (hedging) terhadap inflasi. Dari sisi risiko, karena bersifat fisik, emas harus memiliki tempat penyimpanan khusus, misalnya brankas. Emas juga sangat mudah dicarikan sewaktu-waktu apabila membutuhkan dan darurat.
Jika Anda ingin mulai membeli emas, inilah harga emas per 1 April 2016 menurut PT.Antam.
Gram | Harga emas per batangan (Rp) | Harga emas per gram (Rp) |
---|---|---|
500 | 263.300.000 | 526.600 |
250 | 131.750.000 | 527.000 |
100 | 52.750.000 | 527.500 |
Perkembangan grafik selama tiga bulan terakhir, harga emas selalu mengalami peningkatan. Pada Desember 2015 harga emas per gram adalah Rp 469.990 dan awal April ini sudah menyentuh angka Rp 564.000. Itu menandakan harga emas mengalami peningkatan. Terlampir grafik perkembangan harga emas dari Desember 2015 hingga April 2016.
Gram | Harga emas per batangan (Rp) Desember 2015 | Harga emas per batangan (Rp) Januari 2016 | Harga emas per batangan (Rp)Februari 2016 | Harga emas per batangan (Rp)Maret 2016 | Harga emas per batangan (Rp)April 2016 |
---|---|---|---|---|---|
500 | 252.800.000 | 254.300.000 | 262.300.000 | 261.800.000 | 263.300.000 |
250 | 126.500.000 | 127.250.000 | 131.250.000 | 131.000.000 | 131.750.000 |
100 | 50.650.000 | 50.950.000 | 52.550.000 | 52.450.000 | 52.750.000 |
Berdasarkan tabel di atas harga emas memang mengalami peningkatan namun juga sempat mengalami penurunan di bulan Maret 2016. Hal ini membuktikan bahwa harga emas tak selalu mengalami peningkatan. Anda bisa mengatasi inflasi dengan menyimpan emas dan menuai keuntungan jika berhasil menjualnya saat harga emas sedang tinggi.
Apabila Anda ingin memulai investasi emas dan ingin tahu apakah bisa mengatasi inflasi, lihat dahulu tabel berikut.
Gram | 100 | 250 | 500 |
Harga emas per Desember 2015 | Rp 50.650.000 | Rp 126.500.000 | Rp 252.800.000 |
Tingkat Inflasi | 3,4 % | 3,4 % | 3,4 % |
Harga emas per April 2016 | Rp 52.750.000 | Rp 131.750.000 | Rp 263.300.000 |
Keuntungan | Rp 2.100.000 | Rp 5.250.000 | Rp 10.500.000 |
Ternyata inflasi memang membahayakan finansial kita dan jika Anda hanya mengandalkan simpanan di tabungan saja belum cukup membantu kondisi keuangan. Untuk itu solusi terbaik mengatasi inflasi adalah dengan berinvestasi. Investasi yang Anda pilih juga harus melebihi tingkat inflasi per tahun (per akhir Desember tingkat inflasi 3,4 %). Investasi di atas seperti deposito, emas dan unit link mumpuni mencegah keuangan dari penyerbuan inflasi setiap tahun.
Mulailah berinvestasi dari sekarang demi melindungi kondisi ekonomi Anda dari inflasi!
Kenali juga 6 Nilai Lebih Berinvestasi Deposito yang mumpuni mengatasi kenaikan inflasi!
Komentar