Berperilaku Sebagai Seorang Pemimpin Layaknya The Avengers
Kesuksesan The Avengers yang berhasil merebut hati para penggemar film superhero menggugah hati Marvel Studios untuk merilis sekuelnya. The Avengers merupakan film yang berhasil meraup keuntungan $ 1,5 Milyar di seluruh dunia. Dan tahun ini penantian penggemar Iron Man, Captain America, Thor, Hulk, Hawkeye dan juga Black Widow di Indonesia akhirnya terbalaskan. Pada 22 April 2015 , sekuel “Avengers: Age of Ultron” telah tayang di sinema.
Para superhero dari Marvel Comic ini digandrungi penggemarnya karena terkenal memiliki kemampuan super yang merupakan talenta luar biasa. Di samping itu, ada pula pelajaran kepemimpinan yang sangat penting dan bisa dipetik dari para penyelamat dunia ini.
Sebagai contoh, di saat para superhero ini sedang tak mendapat panggilan untuk menyelamatkan dunia mereka tetap sibuk mengatur sistem organisasi, membuat keputusan yang strategis dan mengatasi setiap kompetisi internal maupun eksternal. Berikut adalah lima pelajaran yang bisa diambil oleh pecinta film untuk berperilaku dan bertindak sebagai seorang pemimpin layaknya tokoh The Avengers.
Jangan berhenti berinovasi
Baju besi milik Iron man telah mengalami evolusi berkali-kali sejak Tony Stark mulai menciptakannya. Mark I yang orisinil dibuat dengan bahan baku yang terbatas karena Stark menciptakannya saat sedang disekap di Afghanistan.
Stark terus meningkatkan permainan armor dengan Mark II, di mana ia mengimprovisasinya dengan kemampuan untuk terbang dan penambahan fitur-fitur termasuk AI on-board sistem dan tampilan diagnostik internal.
Namun, terdapat masalah pada Mark II yakni kostumnya dapat membeku ketika mencapai ketinggian, sehingga Stark akhirnya memperbaiki masalah tersebut dengan mengubah komposisi bahan untuk menciptakan Mark III. Pada Iron Man 3, tercipta Mark XLII (Mark 42) di mana Stark bisa memanggil baju tempur ini dari jarak jauh. Selain itu, kostum ini dikenal karena kemampuannya yang bisa terbang dalam bagian terpisah serta membungkus tubuh Stark sepotong demi sepotong.
Layaknya seorang Stark, kita tidak boleh terlalu cepat puas dengan presatsi yang telah ditorehkan dan tetap konsisten berinovasi dalam pengelolaan finansial agar lebih baik dan efisien. Teruskan untuk mendorong kemampuan dan talenta Anda. Siapa tahu suatu hari Anda akan menjadi seorang pemimpin yang jenius, milarder namun dermawan serta playboy.
Tetap tenang dalam segala keadaan
“Jangan membuat saya marah. Anda tidak akan suka ketika saya marah.” Ini adalah sebuah pernyataan yang terlontar oleh dokter berwatak halus Bruce Banner sebelum metamorfosis ke dalam pribadi penuh amarah dari seorang Hulk.
Dalam kehiduan nyata, sifat marah di luar kontrol dapat berakibat serius pada kehidupan serta pekerjaan Anda. Bila Anda menjadi seorang pemimpin, dan mengeluarkan ledakan amarah yang terkesan mengancam itu bukanlah suatu bagian dari kepemimpinan melainkan tindakan bullyig atau mengacu pada kekerasan.
Selain itu, minimnya pengendalian diri merupakan indikator bahwa Anda adalah pribadi yang patut dikasihani serta punya power yang lemah. Justru dengan kerap marah-marah, Anda malah memicu kebencian dari para bawahan dan rekan kerja Anda, bukannya rasa hormat. Emosi sering merusak pengelolaan keuangan seseorang baik dalam investasi, anggaran atau tabungan. Anda bisa belajar dari seorang Banner yang mau belajar, menjadi seorang pemimpin sejati yang tetap tenang di bawah tekanan dan menjaga kepala tetap dingin setiap waktu. Terutama ketika dihadapkan dengan skenario dan permasalahn yang rumit.
Memiliki sifat rendah hati
Thor adalah seorang dewa yang kuat dan pewaris tahta Asgard. Ia telah memenangkan banyak pertempuran secara heroik dan berjuang untuk kerajaannya, namun hal itu membuatnya jadi pribadi yang tumbuh dengan sifat keras kepala dan sombong. Ketika Thor nyaris menimbulkan meruntuhkan gencatan senjata antara Asgardians dan musuh abadi mereka, Frost Giants dan hampir menimbulkan perang maka ayahnya, Odin melemparkan Thor dari langit untuk merasakan hidup di antara manusia di Midgard (bumi).
Thor merasa marah dan bingung karena ia juga harus terpisah dari palu andalannya dan kehilangan kekuatannya. Namun, saat itu ia bertemu dengan Jane Foster yang cantik dan penuh kasih. Dia akhirnya belajar mengenai kerendahan hati dan pengorbanan diri, kemudian berubah menjadi salah satu penjaga terbaik yang dimiliki planet bumi.
Layaknya Thor, Anda bisa belajar menjadi seorang pemimpin yang punya kepribadian lebih baik dari sebelumnya. Pemimpin yang baik tak selalu mengandalkan kekuatan sendiri, kekayaan atau prestasi. Mereka turut melibatkan bawahannya untuk mencapai hal-hal tersebut bersama-sama.
Maksimalkan potensi yang dimiliki
Para pengusaha, ilmuwan, artis dan atlet yang sukses sepanjang sejarah telah mencapai prestasi dan ketenaran dengan terfokus pada potensi yang jadi kekuatan mereka. Agen Natasha Romanoff (Black Widow) jelas memahami hal ini. Karena sering menggunakan pesona feminimnya untuk keuntungan dirinya, Romanoff dikenal sebagai penakluk pria yang tunduk pada kehendaknya dan mau menuruti keinginannya.
Sementara itu, ia juga merupakan seorang pelatih andal, hacker, mampu menyusun strategi dan jadi komandan lapangan. Daya tarik seksualnya bisa dibilang senjata yang paling ampuh dan efektif menaklukan musuh. Memang semua bukan hanya soal penampilan saja. Anda dapat memaksimalkan kemampuan kerja dan kinerja dengan membangun serta memanfaatkan potensi alami yang telah tertanam dalam diri Anda untuk mencapai tujuang jangka panjang.
Hal ini juga dapat diaplikasikan pada pengelolaan keuangan. Ubah kelemahan Anda menjadi sebuah potensi, jika Anda harus menghabiskan banyak pengeluaran dan tak bisa dipangkas lagi. Anda bisa menggunakan metode pembayaran yang memberikan reward saat hendak berbelanja.
Selalu membela tim
Bukan suatu kebetulan bahwa senjata Captain America adalah sebuah perisai yang berfungsi melindungi dan menjaga setiap rekan setimnya. Dalam Captain America 2, ia diterjunkan di belakang garis musuh seperti misi kamikaze untuk menyelamatkan sahabatnya dan para tentara yang ditangkap. Hal ini membuktikan komitmennya sebagai satu tim, bahkan jika harus mengorbankan nyawanya sendiri.
Seorang pemimpin yang hebat akan melakukan hal yang sama untuk melindungi timnya (meskipun bukan dalam pertempuran antara superhero dengan penjahat). Namun, saat terjadi masalah dan konflik, sang pemimpin akan melakukan usaha yang terbaik demi melindungi timnya dari perihal yang terburuk. Seorang pemimpin berhak memperoleh loyalitas dari timnya dengan menunjukkan loyalitasnya terlebih dahulu.
Ada pelajaran penting yang dapat dipetik dari para sueprhero tersebut. Kekuatan sejati itu bukan datang dari keterampilan turunan atau bakat melainkan dari karakter Anda. Ini juga memberikan diri Anda kesempatan untuk menemukan dan mengembangkan karakter Anda untuk meraih sesuatu yang dicintai dan ahli di bidangnya. Tujuannya untuk memperkaya kehidupan Anda serta orang lain.
Mau jadi pemimpin dalam perusahaan dan bisnis, dengarkan 5 Nasihat Sukses Berbisnis Dari Pengusaha Di Indonesia
Sumber : iMoney Malaysia
Komentar