Cerdas dan Bijak Menyikapi Kredit Tanpa Agunan
Saat ini pertumbuhan kredit di Indonesia menunjukkan tingkat kenaikan yang pesat dan bahkan merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Namun demikian, di balik pertumbuhan yang pesat tersebut masih tersimpan kendala yang memprihatinkan yaitu minimnya akses masyarakat ke lembaga pemberi kredit. Salah satu faktor penyebabnya adalah masalah agunan di setiap paket kredit yang diberikan oleh bank atau lembaga pemberi kredit. Anda bisa melihat hasil Survei Forum Ekonomi Dunia tahun lalu mengenai global competitiveness, di mana kendala perekonomian Indonesia disebabkan oleh hal-hal seperti di bawah ini:
- Permasalahan birokrasi pemerintah yang rumit, ketersediaan infrastruktur yang terbatas, serta instabilitas kebijakan ekonomi yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi, dan tingkat korupsi yang masih tinggi.
- Lemahnya akses terhadap sumber pembiayaan sehingga pelaku usaha kesulitan untuk mendapatkan modal kerja.
- Aturan tentang tenaga kerja yang masih bersifat restriktif dan bisa menjadi salah satu pemicu inflasi.
Fenomena Kredit Tanpa Agunan
Lemahnya akses masyarakat terhadap lembaga pemberi kredit karena faktor agunan kredit menjadi celah bisnis tersendiri yang ditangkap oleh beberapa bank dengan mengeluarkan produk kredit tanpa agunan (KTA). Pada awalnya, produk KTA ini mengambil potensi pasar khusus karyawan dari perusahaan yang bekerja sama dengan bank pemberi kredit tersebut. Misalnya Anda bekerja pada salah satu perusahaan dan sistem penggajian Anda menggunakan salah satu bank umum, maka pihak bank tersebut bisa memberikan layanan KTA kepada Anda untuk memudahkan Anda dalam mengambil kredit.
Pada perkembangan bisnis saat ini, KTA mengambil potensi pasar ke hampir semua orang sehingga seolah-olah KTA ini tersedia untuk semua orang baik yang punya harta tetap maupun tidak. Perubahan segementasi bisnis ini membuat KTA menjadi andalan bagi semua orang untuk mendapatkan dana cepat baik dalam kondisi darurat maupun tidak. Tepatkah pola pikir seperti ini? Ada baiknya Anda menyimak ulasan untung-rugi mengambil produk KTA di bawah ini.
Mengapa banyak di antara kita mengambil produk Kredit Tanpa Agunan?
KTA memberi banyak kemudahan di balik risikonya yang besar. Banyak di antara kita yang hanya bisa melihat kemudahan tanpa bisa membaca risiko di baliknya. Beberapa alasan orang mengambil KTA adalah sebagai berikut:
- Proses mudah. Tanpa aplikasi dan bahkan hanya melalui telepon saja, dana bisa langsung dicairkan.
- Tanpa jaminan.
Kelebihan dan kekurangan KTA bagi peminjam kredit dan bank pemberi kredit:
- Tidak ada risiko bagi peminjam karena memang tidak ada agunan, namun menjadi produk yang paling berisiko bagi bank pemberi kredit
- Pada dasarnya KTA tidak sesuai dengan prinsip dasar pengelolaan bank, di mana bank sebagai lembaga pengelola dana pihak ketiga harus konservatif dan berhati-hati.
- Bank harus menanggung risiko total loss 100% dari kredit yang dikucurkan untuk sekadar memperoleh net interest margin (suku bunga kredit-suku bunga simpanan) 6%, padahal dengan adanya agunan saja kredit macet bank umum saat ini sudah hampir menyentuh ambang batas maksimal yang ditetapkan BI yaitu 5%.
- Indonesia mempunyai net interest margin terbesar di dunia menurut Indonesia Economic Quarterly Outlook yang diterbitkan World Bank pada triwulan ketiga tahun 2013 yaitu sebesar 5,7 persen.
Berapa suku bunga KTA dan bagaimana menyikapinya?
Prinsip high risk high return sangat sesuai untuk produk KTA ini. Kondisi di atas membuat KTA memiliki tingkat suku bunga yang tinggi. Jika kartu kredit mempunyai suku bunga sekitar sebesar 2,95% per bulan atau setara dengan 35,40% per tahun, maka KTA mempunyai suku bunga sekitar 1,59-1,79 persen per bulan atau setara 19.08%-21.48% per tahun. Suku bunga ini relatif lebih tinggi (1.5 hingga 2 kali lipat) dari kredit lainnya seperti kredit modal kerja, kredit investasi, KPR, KPA, dan kredit kendaraan bermotor (KKB) yang berkisar pada suku bunga kredit 13,5%.
Kesimpulannya adalah Anda perlu mengingat bahwa KTA mempunyai tingkat suku bunga yang sangat tinggi. Mengambil KTA untuk tujuan yang tidak mendesak atau bahkan tanpa tujuan dan cenderung konsumtif merupakan tindakan yang tidak cerdas secara finansial. Jadi, KTA sebaiknya hanya digunakan untuk kondisi darurat seperti biaya berobat ke rumah sakit, dan jangan digunakan untuk tujuan konsumtif. Bahkan untuk modal usaha sekalipun sebaiknya Anda memilih kredit dengan agunan untuk memberi daya saing yang tinggi pada produk atau jasa yang Anda jual.
Komentar