Daerah Perumahan di Jakarta Yang Harganya Diperkirakan Akan Meningkat

daerah perumahan di jakarta
Sepanjang tahun ini dan tahun depan, bisnis properti di Indonesia diperkirakan semakin cemerlang. Konsultan properti internasional, Jones Lang LaSalle mencatat bakal ada 42.000 apartemen (kondominium) yang akan masuk ke pasar dalam dua tahun mendatang.

Hingga tahun 2016 nanti akan ada lebih 42.000 unit baru apartemen yang datang ke pasar properti Indonesia. Untuk penjualan kondominium per tahun selama ini hanya mengalami kenaikan tipis sebesar 4% atau mencapai 13.260 unit dibanding periode sama tahun lalu 12.000 unit.

Penjualan kondominium di kuartal IV 2013 tercatat mencapai 2.250 unit. Sementara, peluncuran proyek kondominium baru di kuartal IV 2013 mencapai 10.800 unit.

Tidak hanya apartemen, prospek bisnis perumahan atau hunian pun diperkirakan masih akan meningkat tahun depan. Hanya saja, untuk soal harga diperkirakan akan mengalami kenaikan cukup signifikan. Harga properti residensial untuk semua tipe rumah pada kuartal II 2014, meningkat lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada kuartal kedua 2014 naik 1.69%. Menurut Associate Director Procon Internasional, hal itu terpicu membaiknya pasar perumahan saat ini. Pergerakan harga daerah perumahan di Jakarta akan naik 10%-12% per tahun.

Harga perumahan di jabodetabek dalam beberapa tahun terakhir diakui telah meningkat tajam. Di 2012 misalnya, harga properti telah meningkat sebesar 30%. Untuk tahun depan, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Jakarta sudah memprediksi, harga jual hunian di Jakarta dan sekitarnya bakal naik sampai 30%.

Pada tahun mendatang diperkirakan permintaan akan unit rumah meningkat sekitar 4%, seiring keyakinan pengembang, perbaikan daya beli konsumen dan dukungan dari perbankan. Bank diharapkan tetap memberikan KPR uang muka (DP) tetap sekitar 10-12%, guna mendorong penjualan, terutama di kelas menengah.

Ketua DPD REI Jakarta memprediksi daerah perumahan di Jakarta mengalami pertumbuhan penjualan properti hanya mencapai 10% pada tahun depan. Pengembang mengakui ada keterlambatan dalam pertumbuhan properti di dalam negeri. Secara umum, bakal ada koreksi. Penjualannya tidak setinggi tahun lalu. Perusahaan punya biaya tetap, jadi memaksakan tetap tumbuh.

Berikut beberapa alasan atau faktor yang mendorong harga rumah semakin mahal:

1. Harga BBM naik
2. Permintaan masyarakat tinggi
3. Biaya konstruksi mahal, suku bunga naik
4. Rupiah melemah
5. Penjualan apartemen naik

Perkembangan harga properti di daerah perumahan di Jakarta memang meningkat karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih baik dan ditunjanng pemerintahan baru.

Kenaikan NJOP bumi dan bangunan adalah salah satu penyebab kenaikan harga rumah dan tanah di daerah perumahan di Jakarta. Gubernur DKI Jakarta berencana memberlakukan kenaikan NJOP tanah di kisaran 120%-240% sesuai lokasinya pada Februari kemarin. Beliau mengatakan kebijakan ini dibuat untuk menyelaraskan harga tanah di pasaran.

Kenaikan NJOP tertinggi diperkirakan akan terjadi di daerah jagakarsa, Jakarta Selatan.NJOP di wilayah ini akan naik 240% dari Rp 1.167.682 per meter menjadi Rp 2.796.625 per meter. Potensi kenaikan juga akan terjadi di wilayah Gambir, Jakarta Pusat dengan besaran 236%, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (205%), Kelapa Gading, Jakarta Utara (204%), Kalideres, Jakarta Barat (218%), dan Ciracas, Jakarta Timur (176%). Kenaikan terkecil NJOP kemungkinan akan terjadi untuk daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur sebesar 120%. Kenaikan NJOP, tak hanya berdampak pada kenaikan pembayaran PBB namun berdampak pada kenaikan setoran pajak dalam setiap transaksi properti (PPh dan PPN).

Komentar