Dampak Buruk Bagi Finansial Ketika Rupiah Melemah

Dampak Buruk Bagi Finansial Ketika Rupiah Melemah

Summary

Nilai tukar rupiah terhadap dollar yang telah menembus angka Rp 14.000 memberikan dampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Diharapkan pemerintah berupaya membenahi polemik rupiah yang kian melemah.

Rupiah terus melanjutkan pelemahannya. Setelah menembus level Rp 14.000 pada Senin (24/8) rupanya membuat nilai rupiah terus bergerak di atas level psikologis tersebut. Hingga artikel ini dibuat, rupiah masih bertengger di angka Rp 14.000, yaitu sudah menyentuh angka Rp 14.117. Angka ini merupakan salah satu kondisi terendah rupiah sejak 17 Juni 1998 yang saat itu  tercatat Rp 16.650.

Mata uang rupiah yang kian melemah ini memberi dampak negatif bagi beberapa sektor di Indonesia. Antara lain sektor perdagangan, pertanian dan pariwisata. Kisruh rupiah melemah di mata dollar menjadi sorotan utama di Indonesia selama beberapa bulan terakhir.

Kondisi rupiah melemah ini menimbulkan beberapa dampak yang cukup menyakitkan bagi Indonesia. Bukan hanya berpengaruh terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok saja. Namun juga menyebabkan kesejahteraan sebagian masyarakat menurun. Lantas, apa saja pengaruh rupiah melemah?

1.Produk impor menjadi lebih mahal

rupiah melemah

Efek pertama yang sangat terasa akibat rupiah melemah ialah harga produk impor yang menjadi lebih mahal daripada umumnya. Di Indonesia ada cukup banyak industri yang berorientasi pada bahan baku impor. Neraca perdagangan impor Indonesia lebih kuat dibanding ekspor. Cenderung dominan dalam struktur industri nasional.

Salah satunya adalah industri farmasi. Pasalnya, perusahaan farmasi Perusahaan farmasi merupakan salah satu perusahaan yang membeli bahan baku dalam dollar AS dan menjual produk dalam rupiah.

Di samping itu, beberapa usaha atau bisnis berbasis impor yang berorientasi pada pasar domestik turut terkena imbas pelemahan rupiah. Biaya produksi pasti akan naik dan bila kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu yang lama bukan hal yang mustahil akan berdampak langsung pada penurunan nilai perusahaan. Hal ini bisa saja dialami oleh restoran-restoran yang menggunakan bahan baku impor sebagai modal membuat makanan.

Ternyata rupiah melemah juga mengikis usaha para perajin tahu dan tempe. Bahkan berpotensi menyebabkan gulung tikar seperti yang sedang melanda perajin tempe di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Dikutip dari Kontan.co.id  , kenaikan harga kedelai impor yang mencapai Rp 8.200 per kilogram membuat para perajin ketar-ketir. Biasanya harga kedelai impor itu hanya berkisar Rp 7.000 per kg, sehingga terjadi pemangkasan pembelian kedelai yang diimpor dari Argentina dan Amerika Serikat. Biasanya mereka membeli 60 kilogram kedelai, kini menyusut 60 % menjadi 32 kilogram.

Penggunaan kedelai impor ini lantaran kualitasnya jauh lebih baik dari kedelai lokal dan mengingat pasokan kedelai lokal terbatas. Apabila harga kedelai tak mampu dikendalikan maka dampak terburuk ialah ratusan perajin tempe dan tahu di Kabupaten Lebak terancam menganggur.

2. Memacu timbulnya inflasi

rupiah melemah 1

Setiap kurs dollar terhadap rupiah menguat, harga produk dan beberapa barang-barang kebutuhan akan disesuaikan. Caranya? Dengan menaikkan harga. Beberapa produk kebutuhan yang mengandung baku impor seperti susu, detergen, biskuit, sampo, dan sabun akan berganti harga menjadi lebih mahal. Hal ini disebabkan para peritel berbelanja barang di saat rupiah melemah. Sehingga, pengeluaran biaya akan membengkak.

Situasi tersebut berimplikasi pada stabilitas ekonomi makro, yaitu inflasi. Timbulnya inflasi ini dapat menggerus kondisi finansial masyarakat. Masalahnya, momen pelemahan nilai tukar berlangsung seiring turunnya daya beli masyarakat.

Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri mengatakan inflasi perlu dijaga di level rendah, terutama harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya.

Bila inflasi terus melanda akibat rupiah melemah, memungkinkan adanya penurunan kesejahteraan pada sebagian produsen. Faisal Basri menilai bantuan yang bisa diberikan pemerintah untuk masyarakat adalah dengan menjaga agar harga-harga barang yang selalu dikonsumsi rakyat tidak melambung tinggi.

3. Investor asing mengalami kerugian

rupiah melemah 2

Bagi para investor asing yang telah memiliki saham di pasar modal Indonesia tentu akan merugi. Melemahnya rupiah membuat harga saham di Indonesia menjadi lebih murah di mata investor asing pemegang dollar.

Pada umumnya, investor asing menanamkan dananya di Indonesia saat rupiah berada di level Rp 9.100-9.200 per USD. Sontak pelemahan kurs rupiah ini mengakibatkan adanya asumsi dana yang hilang dan membuat para investor merugi. Langkah terbaik bagi para investor adalah menarik dana mereka sebagai upaya menyelamatkan asetnya. Saat ini, investor yang masuk didominasi portofolio bukan investasi langsung (foreign direct investment/ FDI).

Seandainya rupiah kerap melemah maka Indonesia akan kehilangan kepercayaan dari investor asing. Inilah dampak yang harus dihadapi akibat kejatuhan mata uang suatu negara.

4.Peningkatan beban negara

rupiah melemah 3

Merujuk pada data dari Kementerian Keuangan bahwa ketika rupiah melemah maka beban anggaran negara akan meningkat. Terjadi defisit yang kian melebar. Setiap rupiah melemah Rp 100, maka defisit anggaran jumlahnya kian bertambah Rp940,4 miliar-Rp1,21 triliun. Jadi, jika rupiah melemah Rp 1.000 sejak awal tahun, maka negara akan mengalami defisit anggaran sebesar Rp9 triliun-Rp12triliun.

Selain itu kondisi pelemahan rupiah ini menyebabkan terjadinya peningkatan beban utang pemerintah dan korporasi. Setiap depresi Rp100 per dollar AS, biaya bunga utang negara naik Rp207 miliar, atau Rp2 triliun jika rupiah melemah Rp1.000. Sedangkan korporasi, di mana 80% pengutang valas tidak menggunakan hedging sudah harus bersiap gulung tikar jika nilai tukar rupiah terus melemah.

Mau menjaga finansial aman di saat Dollar Naik? Tunda dulu membeli barang-barang ini

 

 

Komentar