Dana pas-pasan, harus cermat berinvestasi Apartemen Menengah di Kawasan Suburb
Banjir apartemen menengah terjadi di tiga penjuru mata angina kawasan su-urban, timur, selatan dan barat Jakarta. Yang paling fenomenal adalah Bekasi. Jika dua tahun lalu, pengembangan apartemen di Bekasi Barat, Kota Bekasi menjadi sebuah fenomena yang mendatangkan warning dari para analis property, kini tidak tanggung-tanggung Cikarang, ibukota Kabupaten Bekasi yang menjadi lumbung pemasok apartemen menengah. Apartemen menengah seharga Rp 200 jutaan pun mulai sulit ditemukan, jangankan di Bekasi Barat, di Cikarang pun demikian.
Berikut ini beberapa hal yang perlu dicermati dini oleh peminat apartemen menengah di kawasan sub-urban, agar investasi Anda tidak jenuh menunggu kenaikan harga yang natural, bukan spekulatif.
1. Siapa pengembangnya
Relevansinya adalah pada pilihan lokasi. Pengembang yang terpercaya, tidak akan gegabah memilih lokasi pengembangan tanpa mempertimbangkan prospek dari kawasan tersebut. Karena inilah yang dijual oleh pengembang, ketika memasarkan unit-unitnya.
2. Komunitas apa saja yang ada di sekitar kawasan tersebut
Benar bahwa kawasan industri memasok permintaan akan apartemen yang tinggi. Namun, adakah riset yang memberikan gambaran bahwa para pekerja di perusahaan-perusahaan itu adalah orang-orang yang kejauhan tinggalny dari tempat kerja? Atau mereka-mereka yang tidak memiliki tempat tinggal?
3. Daya beli target konsumen
Para pemasar property akan mengatakan bahwa potensi nilai sewa bahkan kenaikan harga unit di pasar sekunder akan sangat tinggi karena suplai belum mencukupi permintaan. Terhadap pernyataan seperti ini, Anda perlu kritis mengkalkulasi harga jual apartemen itu dengan rata-rata daya beli professional di kawasan industri tersebut.
Tiga hal ini penting dan patut diperhatikan, agar Anda yang memiliki dana pas-pasan, terjebak pada promosi pengembang dengan iming-iming nilai sewa yang tinggi, namun pada kenyataannya Anda harus menunggu bertahun-tahun untuk menikmati kenaikan harga pada unit apartemen Anda.
Penulis/Foto : Ferdinand Lamak
Komentar