Diversifikasi Investasi Untuk Memaksimalkan Keuangan Anda

diversifikasi investasi

Diversifikasi jelas berguna bagi Anda yang masih hijau di dunia investasi

Diversifikasi dalam investasi diartikan sebagai membagi resiko. Maksudnya adalah dana kita dialokasikan ke berbagai jenis investasi, seperti saham, emas, obligasi dan properti. Tujuannya agar resiko yang dihadapi lebih kecil jika salah satu investasi mengalami penurunan. Karena tidak ada yang pasti dalam hidup, demikian juga dalam berinvestasi. Misalnya, jika investasi di sektor A menurun atau rugi, maka masih ada sektor B yang menjadi cadangan buat Anda serta memiliki potensial untuk meningkatkan keuangan Anda. Jadi dana Anda tidak hilang. Ibaratnya, jangan pernah mengetes kedalaman sungai dengan kedua kaki.

Itu keuntungannya, lalu apakah ada kerugiannya? Iya, jika kita melakukan diversifikasi secara berlebihan, istilahnya overdiversifikasi. Jika Anda mengalokasikan dana ke 10 hingga 15 instrumen investasi, misalnya, maka Anda akan kesulitan mengontrol perkembangan investasi Anda. Kemudian, Anda akan dihadapkan dengan kemunculan biaya tak terduga akibat mengelola diversifikasi investasi yang berlebihan. Ini membuat Anda kerap mengubah-ubah alokasi dana dan memicu timbulnya biaya-biaya tadi. Overdiversifikasi juga membuat kita kehilangan peluang untuk berinvestasi dalam instrumen yang memberikan hasil cukup besar. Misalnya, jika harga saham tengah naik, maka hasil investasi di tempat lain belum tentu memberikan imbal balik setinggi investasi saham.

Bermacam Investasi Berdasarkan Resikonya dan Hasilnya

Sebelum melakukan diversifikasi, tentu Anda terlebih dahulu sudah mengetahui resiko investasi rendah,sedang dan tinggi. Mari kita membahasnya lebih dalam:

Rendah: Investasi jenis ini tidak menghasilkan hasil investasi yang tinggi dan resikonya sangat rendahnya. Bahkan bisa lebih kecil dari tingkat inflasi. Contoh investasi jenis ini adalah tabungan dan deposito.

Sedang: Resikonya menengah dengan hasil yang cukup baik, setidaknya lebih tinggi daripada tingkat inflasi. Contohnya adalah Obligasi Republik Indonesia (ORI) atau Sukuk Republik Indonesia. Reksadana (kecuali reksadana saham) juga  termasuk dalam investasi resiko menengah.

Tinggi: Tinggi resiko tentu imbal baliknya juga tinggi. Reksadana saham, saham adalah investasi jenis ini.

Bagaimana melakukan diversifikasi yang baik? Lebih rinci lagi, sebenarnya diversifikasi tidak sekedar menyebar dana kita ke berbagai instrumen. Seorang pelopor dunia usaha Markowitz menyimpulkan bahwa dalam melakukan diversifikasi, kita harus menyadari beragamnya karakteristik investasi tersebut. Hasil diversifikasi akan terlihat jika kita menaruh dana kita di “keranjang” dengan resiko yang berbeda (lebih bagus lagi berlawanan).  Misalnya, investasi reksadana saham (resiko dan hasil tinggi). Biasanya reksadana saham akan menempatkan portfolionya ke saham-saham blue chip (yang memberikan dividen secara berkala) jadi hasil investasinya tidak terlalu banyak berbeda satu sama lain dan kita dapat menyeimbanginya dengan melakukan diversifikasi di investasi resiko rendah.

Melakukan diversifikasi dengan membeli saham dua perusahaan batu bara, misalnya, justru kurang efektif, ketimbang kita mengalokasikan dana kita untuk saham perusahaan batu bara dan klub sepak bola, misalnya. Jika harga batu bara jatuh seperti saat ini, maka Anda akan merugi.

Diversifikasi dan Manajemen Investasi

Diversifikasi berkaitan dengan manajemen investasi, yaitu ilmu mengatur investasi secara tepat untuk beragam aset (baik aset kertas seperti saham, surat hutang maupun aset ril seperti gedung, rumah dan lain-lain). Seorang yang profesional di bidang ini disebut manajer investasi dengan produk yang disebut portfolio. Dasar dari ilmu ini adalah alokasi aset, investasi jangka panjang dan dan diversifikasi sendiri.

Hal yang perlu diperhatikan bahwa diversifikasi juga harus melihat kebutuhan masing-masing individu. Misalnya, anak muda cocok jika memilih reksadana saham, namun jika beralih ke surat hutang juga bagus. Intinya, dilihat bagaimana kebutuhan individu yang bersangkutan.

Perlu atau tidaknya melakukan diversifikasi juga tergantung bagaimana kepribadian individu tersebut mengelola asetnya. Ada beberapa orang yang tidak setuju dengan diversifikasi, biasanya mereka adalah orang-orang yang memiliki pengalaman yang matang dan uang yang berlebih. Warren Buffet adalah contoh orang yang terkadang fokus pada satu jenis investasi walaupun dia memiliki banyak jenis investasi yang berlawanan. Miliarder yang sederhana ini menunjukkan bahwa investasi saham bisa membuat kita lebih kaya. Baginya, investasi saham adalah memberikan harapan besok lusa atau minggu depan dan harga saham akan naik adalah spekulasi.

Apakah Anda hendak melakukan diversifikasi investasi? Sebelum melakukan itu, ada baiknya Anda meningkatkan pengetahuan Anda mengenai beragam jenis investasi dan resikonya serta kondisi keuangan kita. Persiapkan dana untuk investasi dan satu lagi nasihat Buffet yang wajib diikuti: jangan pernah berhutang untuk investasi. Anda mungkin juga akan tertarik dengan pentingnya diversifikasi investasi.

Komentar