Investasi Batu Cincin, Untung atau Rugi?
Tren batu cincin atau banyak yang menyebut juga batu akik rupanya makin mewabah di Indonesia. Fenomena ‘batu’ sudah bergaung sejak pertengahan tahun lalu. Pecinta batu cincin ini datang dari berbagai kalangan dan profesi, mulai dari tukang sapu jalanan, PNS, karyawan wiraswasta sampai pengusaha kaya. Dan semakin sering terselenggara pameran batu di berbagai daerah, maka penggemarnya juga semakin membludak.
Menggemanya batu cincin ini bahkan memberikan keuntungan bagi para pedagang. Salah satunya di sentra penjualan batu akik terbesar se-Asia tenggara, yaitu di Pasar Rawa Bening, Jakarta Timur. Para pedagang bahkan bisa meraup keuntungan dari Rp 30 – Rp 50 juta untuk penjualan sebutir batu cincin seberat 20 gram. Umumnya, batu cincin yang jadi incaran di Pasar Rawa Bening adalah Batu Bacan (Akik) dan Batu Aceh (Giok/Nephirite Jade). Hingga tahun ini, jenis-jenis batu tersebut masih jadi primadona pasar batu cincin lokal.
Perlahan-lahan batu cincin pun beralih fungsi menjadi sebuah investasi. Bukan lagi hanya sekadar perhiasan tangan dan leher semata. Di samping berlian dan emas, rupanya batu cincin mampu menarik minat masyarakat ketika memilih menginvestasikan uangnya dalam bentuk perhiasan berharga. Apalagi batu cincin memiliki harga yang bervariasi, mulai dari ratusan ribu rupiah hingga mencapai ratusan juta.
Namun, Anda perlu berhati-hati jika hendak memilih investasi batu cincin sebagai tumpuan jangka panjang. Salah langkah, justru Anda bisa merugi. Agar Anda melakukan pemilihan yang tepat, kenali dahulu keuntungan serta kerugian batu cincin di bawah ini.
Keuntungan
Tren pasar masih meningkat
Tren adalah satu hal yang bisa membuat harga batu cincin naik tajam. Hingga saat ini, tren batu cincin terus menunjukkan tajinya. Itu berarti bila Anda investasi batu cincin sekarang diprediksi bisa meraih keuntungan. Apalagi jika batu cincin yang diinvestasikan merupakan model yang langka dan digemari pasar, misalnya batu Aceh. Bila Anda mengoleksi batu cincin yang sedang booming di pasaran maka Anda bisa meraup untung hingga jutaan rupiah.
Harga ditentukan ketertarikan
Keuntungan kedua yang diperoleh dari investasi batu cincin adalah harganya yang ditentukan oleh ketertarikan. Maksudnya, batu cincin belum memiliki standar yang jelas, harganya relatif stabil. Hal ini sebenarnya bisa jadi sebuah keuntungan sekaligus kerugian. Jika ditarik dari sisi untung maka Anda yang berinvestasi pada batu cincin bisa dengan mudah memainkan harga. Apalagi jika Anda jual kepada penggemar batu cincin yang masih baru dan awam. Sedangkan sisi ruginya, harga batu belum dapat terprediksi. Kondisinya bisa terus melonjak ataupun jatuh secara tiba-tiba. Ditambah setiap wilayah Indonesia memiliki batu akik yang beraneka cantiknya, namun harga jualnya tidak sama.
Pecinta batu cincin melonjak
Setiap tahun penggemar batu cincin mengalami peningkatan. Salah satu pemicunya adalah mulai bermunculan penemuan-penemuan batu cincin di setiap daerah di Indonesia. Bisa jadi motif unggulan batu cincin di suatu daerah bernilai mahal. Data pasti mengenai jumlah pecinta batu cincin saat ini memang belum diketahui secara riil, namun Anda bisa menemukan penjualan batu cincin makin merebak. Bukan hanya di toko-toko perhiasan dan pusat penjualan batu cincin saja, melainkan sudah dijajakan di pinggir jalan. Soal tempat berjualan tak jadi masalah karena di mana ada lapak batu cincin pasti selalu ramai.
Kerugian
Popularitas batu cincin hanya musiman
Bisa saja investasi musiman terulang kembali layaknya kisah tanaman gelombag cinta yang sempat dijadikan investasi karena harganya mencapai puluhan jut a rupiah. Kenyataannya, popularitas tanaman tersebut cepat pudar dan harganya turun drastis jadi puluhan ribu rupiah. Tidak ada yang bisa memperkuat bahwa investasi ini akan terus menguntungkan. Lebih baik bagi Anda yang hendak berinvestasi batu pilihlah yang sudha terjamin, seperti emas dan berlian.
Bukan investasi untuk jangka panjang
Apabila Anda berinvestasi berlian atau emas, Anda bisa menjualnya kembali di toko perhiasan mana saja dengan potongan harga 10 persen. Sementara itu, untuk batu akik, tak ada jaminan bahwa toko dapat membeli kembali. Sebab, pembeli batu akik umumnya adalah kolektor, bukan toko. Selain itu, berlian punya acuan harga jelas dari kualitas, ukuran, karat kejernihan hingga kandungan emas di dalamnya. Dan batu akik harganya tercipta dari kesepakatan antara penjual dan pembeli. Fluktuasi harga pun tergantung penawaran dan permintaan. Untuk itulah, batu cincin tak berfungsi sebagai investasi jangka panjang layaknya berlian, emas atau properti.
Minim pengetahuan soal dunia perbatuan
Jangan pernah coba-coba atau sekadar mengikuti tren investasi batu cincin apabila Anda minim pengetahuan soal batu cincin. Tentu hal ini akan mendatangkan kerugian yang ebsar bagi Anda. Umumnya, batu bacan yang sekarang jadi primadona batu akik mempunyai skala keras antara 3-7 Mohs. Makin tinggi nilai skala kerasnya, nilainya juga makin bagus dan berharga. Dan ketika hendak membeli atau menjual batu cincin lebih baik ajak orang yang ahli mengenai segala bentuk dan jenis batu-batu tersebut. Jangan mudah tertipu.
Setelah mengetahui untung dan ruginya, apakah Anda masih tetap bersikeras memilih investasi batu cincin? Semua itu tergantung pada keputusan Anda. Mulailah berinvestasi dari sekarang apa pun jenisnya untuk menunjang kehiudpan finansial Anda jangka panjang.
Inilah 5 Investasi Dengan Keuntungan Tertinggi yang bisa Anda jalankan!
Komentar