
Bisakah Anda Investasi Reksadana Dengan Modal Rendah?
Pernahkah Anda berpikir bahwa kita bisa berinvestasi dengan modal minim? Jika ya, tentu ini akan menjadi peluang emas. Salah satu investasi yang bisa dijalankan dengan modal minim atau rendah adalah reksadana. Reksadana merupakan salah satu produk investasi yang mudah dijalankan, bahkan Anda bisa berinvestasi melalui online.
Uniknya, meski investasi reksadana dengan modal rendah, keuntungannya bisa melebihi deposito atau tabungan. Reksadana menjadi solusi bagi siapa saja yang ingin berinvestasi di pasar modal dengan mudah tanpa harus mencari modal besar. Bahkan hanya dengan modal Rp 100.000 saja, Anda sudah bisa berinvestasi. Kemudahan inilah pada akhirnya membuat investasi reksadana makin naik daun. Dan berbagai kalangan bisa berinvestasi di produk ini, mulai dari mahasiswa, PNS, ibu rumah tangga sampai pengusaha besar.
Apabila Anda ingin serius pada investasi ini bisa menanamkan modal lebih dari Rp 100.000. Dengan catatan Anda harus sabar untuk mendapat keuntungan berlipat sesuai ekspektasi. Intinya, pada saat harga saham sedang turun mulailah membeli, dan ketika harga saham melonjak segeralah untuk menjualnya. Dan sebagai pemula, Anda tak perlu khawatir mengalami kerugian karena investasi reksadana bukan saja memudahkan Anda karena bisa memulainya dengan modal kecil, namun proses menjalankannya bisa ditangani oleh pihak lain yang terpercaya.
Dalam hal ini seorang Manajer Investasi (MI) yang akan berperan menangani dan bertanggung jawab dalam pengelolaan dana investasi Anda. Manajer Investasi (MI) ini telah mendapat izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menginvestasikan dana masyarakat.
Anda tak perlu berpikir lama untuk memulai investasi reksadana, karena segelintir keuntungan menanti Anda, seperti :
1. Modal rendah
Pada paragraf awal sudah dijelaskan bahwa dengan modal minimal Rp 100.000 saja Anda sudah bisa terjun dalam investasi ini. Selanjutnya, jika tertarik menuai keuntungan dari produk investasi ini maka Anda bisa menanamkan modal lebih besar. Tentu keuntungan yang diraih juga lebih besar ketimbang menanamkan modal minim.
2 Adanya Manajer Investasi
Investasi di reksadana ini sangat mudah dan praktis untuk dijalankan. Tak heran investasi ini digemari semua kalangan baik dari mahasiswa, karyawan, ibu rumah tangga hingga pengusah abesar. Salah satu faktornya adalah keberadaan Manajer Investasi (MI). Dalam investasi reksadana, investor tidak perlu repot karena semua ditangani oleh perusahaan Manajer Investasi (MI).
Nah, perusahaan Manajer Investasi (MI) sendiri merupakan perusahaan pengelola investasi yang mendapat izin resmi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) untuk mengumpulkan dan menginvestasikan uang masyarakat. Saat ini terdapat 83 perusahaan Manajer Investasi di Indonesia yang mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Agar mendapatkan Manajer Investasi yang terpercaya bisa membaca Kiat Memilih Manajer Investasi yang Tepat.
3. Potensi keuntungan tinggi
Keuntungan yang dihasilkan oleh investasi reksadana cukup tinggi. Nilainya bisa lebih besar daripada deposito atau tabungan. Dan fluktuasi harga saham yang cepat menuntut investor harus memiliki ketelitian dan kesabaran untuk menuai untung. Sehingga investasi ini sangat cocok dan disarankan bagi Anda yang membutuhkan dana jangka panjang seperti biaya pendidikan anak, membeli rumah hingga dana pensiun.
Investor bisa memperoleh pengembalian tinggi jika terus mempelajari seluk beluk nilai saham. Dengan bantuan Manajer Investasi, para investor pemula akan semakin awas dengan naik turunnya harga saham dan paham kapan harus membeli maupun menjual sahamnya.
4. Mudah cair
Investasi reksadana juga lebih mudah dicairkan ketimbang deposito. Dana yang tersimpan dalam instrument investasi Anda bisa cair setiap saat, mirip seperti tabungan. saat. Proses uang masuk dalam rekening bank investor maksimum 7 hari kerja sejak penarikan. Jadi, ketika Anda sedang membutuhkan dana cepat, bisa diperoleh dari tabungan reksadana Anda.
5. Sangat aman
Dana investasi Anda akan tersimpan sangat aman. Pun, risiko kerugian sangat minim karena dana investasi Anda tersebar dalam beberapa wadah dalam hal ini saham perusahaan. Akan lebih aman memang apabila Anda menanamkan dana kepada lebih dari satu perusahaan. Dengan demikian dana yang tersebar di berbagai instrumen investasi meminimalisasi resiko
Misalkan produk reksadana yang Anda beli menanamkan dananya di 20 perusahaan yang berbeda, maka ketika nilai saham salah satu 2 atau 3 perusahaan diantaranya turun, Anda tidak perlu terlalu kuatir karena kemungkinan nilai ‘saham’ Anda di belasan perusahaan lainnya nilainya tetap atau malah naik. Inilah yang menyebabkan reksadana menjadi investasi unggulan, bahkan di saat krisis sekalipun.
Selain itu, dana investasi Anda yang biasanya diserahkan pada Manajer Investasi akan dititipkan di rekening bank khusus atau disebut bank kustodian. Uang tersebut tidak dicatat sebagai asset perusahaan manajer investasi ataupun bank kustodian, sehingga jika perusahaan atau bank tersebut bangkrut, uang investor tetap aman.
Simulasi Keuntungan Reksadana dengan modal rendah
Apabila Anda masih bingung, bagaimana menghitung keuntungan reksadana. Bisa menyimak melalui simulasi di bawah ini.
Pak Agus membeli saham di PT. Makmur Jaya sebanyak 2000 lembar. Harga per lembarnya sebesar Rp 1.500. Dengan harga saham tersebut Pak Agus menanamkan modal sebesar Rp 3 juta.
Setelah menunggu beberapa bulan, harga saham perusahaan PT. Makmur Jaya rupanya naik menjadi Rp 2.000 per lembar. Dengan selisih Rp500 per lembar, kita berpikir ini merupakan kesempatan untuk menjual saham. Bila 2.000 lembar saham milik kita dijual, perhitungan keuntungannya sebagai berikut:
Harga jual saham – Dana investasi = (2.000 x Rp 2.000) – Rp 3.000.000
= Rp 4.000.000 – Rp 3.000.000 = Rp 1.000.000
Jadi, keuntungan dari investasi reksadana Anda adalah Rp 1.000.000. Meski demikian perhitungan keuntungan tersebut masih belum bersih. Ada beberapa biaya yang ahrus dibayar investor jika menanamkan modalnya di reksadana. Biaya tersebut antara lain untuk subscriptionfee (biaya pembelian atas unit penyertaan), redemptionfee (biaya penjualan kembali atas unit penyertaan)dan switchingfee (biaya pengalihan atas unit penyertaan). Besarannya bisa berbeda-beda tergantung kebijakan perusahaan manajer investasi.
Masih ragu berinvestasi reksadana? Inilah 6 Alasan Reksadana Online Membuat Investasi Mudah dan Murah
Komentar