
6 Kesalahan Umum Dalam Membuat Budget Bulanan
Pernahkah Anda berada dalam situasi dimana Anda sudah membuat budget bulanan, tapi pada akhirnya pengeluaran selalu overbudget? Jika Anda pernah mengalamai kondisi ini, coba cek lagi mungkin Anda melakukan kesalahan dalam membuat budget bulanan.
Membuat budget bulanan bisa dibilang gampang-gampang susah, karena Anda tidak akan tahu apa yang akan terjadi selama sebulan ke depan. Bisa jadi Anda mendapat undangan dadakan, atau kebutuhan tambahan yang mengharuskan adanya pengeluaran tambahan. Mungkin juga Ada pengurangan penghasilan yang tidak Anda ketahui.
Nah, untuk membantu Anda mengantisipasi kesalahan dalam membuat budget bulanan, berikut ada enam kesalahan umum yang dilakukan orang saat membuat budget bulanan.
Tidak menghitung penghasilan dengan benar
Jika Anda memiliki lebih dari satu penghasilan atau penghasilan Anda tidak tetap, maka pastikan Anda sudah menghitung penghasilan dengan benar. Kelalaian dalam menghitung penghasilan bulanan bisa membuat Anda salah dalam membuat anggaran. Misalnya, Anda terlanjur memesan barang dengan perjanjian akan dibayar saat awal bulan. Ternyata, jumlah penghasilan tidak seperti yang diharapkan, sehingga Anda harus mengurangi anggaran untuk kebutuhan lainnya.
Cegah kesalahan dalam menghitung penghasilan dengan membuat budgeting untuk kebutuhan tambahan (sekunder) saat seluruh penghasilan sudah diterima. Contoh, sebelum hari gajian, buatlah budgeting untuk kebutuhan pokok seperti keperluan untuk tempat tinggal (sewa atau biaya listrik dan air), hutang, tabungan. Dengan demikian Anda tahu minimum pengeluaran yang harus dikeluarkan.
Setelah penghasilan diterima, baik saat hari menerima gajian atau bonus, baru buatlah budgeting untuk keperluan lainnya diurutkan dari yang paling penting seperti makan dan transport. Setelah itu, baru buatlah budgeting untuk keperluan yang sifatnya sekunder. Dengan cara ini, Anda tidak akan salah dalam menghitung budget.
Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk memastikan jumlah penghasilan, adalah dengan menanyakan pada pihak personalia mengenai jumlah gaji dan bonus yang akan Anda terima. Atau, Anda bisa menghitung sendiri jumlah yang akan diterima dengan meminta keterangan bonus dan gaji. Setelah itu, Anda bisa membuat budgeting untuk semua keperluan, baik yang primer maupun sekunder.
Tidak membuat prioritas
Apakah Anda pernah berada dalam situasi dimana uang yang seharusnya dimasukkan ke dalam tabungan malah berakhir untuk keperluan lainnya? Jika iya, artinya Anda tidak membuat prioritas yang jelas.
Membuat budget bulanan, bukan hanya sekedar menuliskan daftar kebutuhan yang akan Anda bayar di bulan depan. Membuat budget juga artinya menentukan prioritas dari daftar kebutuhan yang ada. Buat list kebutuhan dari yang paling penting hingga yang tidak terlalu penting. Misalnya:
Pengeluaran | |
---|---|
1 | Sewa Rumah |
2 | Tabungan |
3 | Hutang (Kartu Kredit/ Pinjaman) |
4 | Transport |
5 | Makan |
6 | Dana Darurat |
7 | Rekreasi |
Dengan prioritas yang jelas, Anda tidak perlu khawatir akan kebutuhan utama yang tidak terpenuhi. Kebutuhan yang paling bawah adalah kebutuhan bisa Anda hilangkan jika dana tidak mencukupi. Sedangkan yang teratas adalah kebutuhan utama yang tidak boleh tertunda.
Tidak menyisihkan dana darurat
Kesalahan lain yang membuat penghasilan Anda bisa minus tiap bulannya adalah tidak menyisihkan penghasilan untuk dana darurat.
Anda tidak akan tahu kapan Anda membutuhkan dana tambahan untuk motor yang mogok tiba-tiba atau obat saat Anda tiba-tiba sakit. Oleh karenanya, dana darurat sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tak terduga.
Cara menyisihkan dana darurat adalah penghasilan Anda dikurangi total pengeluaran utama. Contoh:
Penghasilan : Rp 5.000.000
Total pengeluaran utama (makan, tempat tinggal, transportasi, tabungan, hutang, rekreasi):
Rp 4.000.000
Perhitungan: Rp 5.000.000 – Rp 4.000.000 = Rp 1.000.000
Artinya, Anda memiliki Rp 1.000.000 untuk dimasukkan dalam dana darurat. Sebagaimana asuransi, dana darurat berfungsi untuk melindungi Anda dari kebutuhan yang tidak terduga, jjadi simpanlah dana darurat di tabungan. Karena dengan menyimpan di tabungan, dana darurat Anda tetap aman dan mudah dijangkau.
Di sisi lain, memiliki dana untuk kebutuhan darurat bukan berarti Anda bisa berbelanja lebih karena berfikir ada dana darurat yang bisa digunakan. Jika dana darurat tidak terpakai, biarkanlah tetap berada di tabungan untuk kebutuhan di masa mendatang. Langkah ini juga untuk menjaga gaya hidup Anda agar tetap sesuai dengan budget yang sudah dibuat.
Berbelanja hal yang kecil tapi sering
Jangan hanya karena harga murah, Anda memiliki alasan untuk membeli barang yang tidak diperlukan. Berhati-hatilah dengan kebiasaan ini karena bisa menjebak. Jika sering berbelanja, walaupun dengan harga murah, sama saja Anda melakukan pemborosan. Contoh yang paling sering terjadi adalah kebiasaan membeli kopi di coffee shop atau minuman kesukaan Anda. Paling tidak Anda harus mengeluarkan minimal Rp 25.000 untuk membeli minuman ini, bayangkan Anda membelinya setiap hari. Pengeluaran Anda akan membengkak juga pada akhirnya.
Untuk menghindari hal ini, buat limit untuk pengeluaran seperti ini. Tentu saja Anda boleh sedikit memanjakan diri dengan jajan, tapi jangan sampai kebiasaan jajan ini membuat Anda kesusahan dalam mengatur keuangan bulanan.
Berdisiplin dengan budget yang ada, termasuk budget belanja, akan membantu kondisi keuangan Anda pada bulan ini dan bulan berikutnya. Selain akan menghindarkan Anda dari hutang, disiplin dalam keuangan juga akan membentuk kebiasaan dan gaya hidup Anda menjadi lebih produktif.
Membuat budget dengan harga pas
Pada beberapa kebutuhan, Anda memang harus melebihkan budget yang akan dikeluarkan. Jika untuk kebutuhan seperti sewa dan tabungan bisa Anda gunakan angka yang fix, maka untuk kebutuhan seperti transportasi dan makan harus Anda lebihkan dari perhitungan yang sudah dibuat.
Misalnya jika Anda menganggarkan Rp 25.000 untuk uang makan dalam sehari, maka perhitungannya adalah: Rp 25.000 X 30 hari = Rp 750.000. Lalu tambahkanlah Rp 100.000, sehingga budget makan Anda adalah Rp 850.000 untuk satu bulan.
Sama seperti prinsip yang diaplikasikan pada dana darurat, melebihkan budget makan bukan berarti Anda bisa dengan sengaja overbudget. Ingat, bahwa budgeting bukan hanya mengatur pengeluaran, melainkan juga menjaga kebiasaan.
Tidak realistis
Tentunya penganggaran pengeluaran yang tidak realistis bisa menjadi masalah keuangan Anda nantinya. Misalnya, Anda menganggarkan pengeluaran untuk rekreasi ke luar kota sebesar Rp 350.000. Padahal saat rekreasi Anda harus membayar transportasi, makan, dan uang masuk wahana rekreasi. Belum lagi karena ke luar kota, Anda harus menganggarkan biaya tak terduga. Artinya, tidak mungkin Rp 350.000 cukup untuk rekreasi. Contoh lain, Anda menganggarkan biaya makan yang pokok sebesar Rp 100.000 per hari padahal dengan fasilitas kantin yang ada di area kantor, Anda bisa memenuhi kebutuhan makan per harinya dengan budget Rp 50.000.
Membuat budgeting haruslah realistis, tidak terlalu boros dan juga tidak terlalu pelit. Hidup hemat bukan berarti Anda harus menurunkan kualitas hidup Anda. Setelah bekerja sebulan penuh, Anda pun berhak untuk bersenang-senang dan bersantai bersama keluarga dan teman.
Dengan membaca penjabaran di atas, diharapkan Anda bisa membuat rencana keuangan pribadi dengan lebih baik lagi.
Baca juga alasan kenapa banyak orang yang sulit untuk menabung.
Komentar