Membeli Apartemen Baru, Ini yang Wajib Anda Ketahui

Tips dalam membeli apartemen baru

Apartemen kini menjamur di seantero Jabodetabek. Cushman & Wakefield menyebut, pasokan apartemen terbangun di Jakarta pada Desember 2014 tercatat sebanyak 138.574 unit, naik 4,6% per kuartal dan 16,0% per tahun dibandingkan akhir tahun 2013. Semakin banyaknya pasokan apartemen, baik di pasar primer maupun pasar sekunder, membuat Anda harus berhati-hati. Khusus bagi mereka yang membeli apartemen dari pasar primer, beberapa hal berikut harus Anda tanyakan kepada staf pemasaran apartemen itu. Jika kurang yakin, mintalah kesempatan untuk menanyakan hal-hal berikut ini kepada pimpinannya:

1. Biaya pengalihan hak

Selain elemen biaya sesuai ketentuan, setiap pengembang memiliki kebijakan yang berbeda terhadap hal-hal tertentu. Misalnya, biaya pengalihan hak yang dibebankan kepada pembeli yang melakukan over kredit atas unit apartemennya. Biaya-biaya ini dapat menyedot potensi capital gain yang harusnya Anda dapatkan.

Saran: Pertimbangkan kembali untuk membeli secara kredit, atau jika harus carilah apartemen lain yang tidak memberlakukan aturan ini.

2. Jadwal pembangunan dan serah terima

Hanya pengembang tertentu yang melakukan ground breaking tanpa menunggu progres penjualan. Pengembang seperti ini tidak mengandalkan dana konsumen sebagai modal kerja. Nah, bagi pengembang yang gencar dalam pemasaran namun belum tampak aktivitas pembangunan, mintalah ketegasan tentang jadwal serah terima unit. Jangan sampai Anda membeli apartemen tapi tidak jelas kapan dapat menempatinya.

Saran: Seorang staf pemasaran yang menangani Anda tidak bisa diharapkan komitmennya. Jika perlu, mintalah komitmen secara tertulis dari atasannya mengenai ketepatan jadwal serah terima unit ini.

3. Progres penjualan

Abaikan jika staf pemasaran mengatakan kepada Anda bahwa total unit apartemen yang dipasarkan sudah 80% sold out. Anda layak tidak percaya karena siapa pun tidak bisa membuktikan kebenaran dari pernyataan ini. Anda cukup mencari tahu sebanyak-banyaknya informasi dari pihak lain yang juga akan membeli apartemen, seperti sesama pembeli atau agen properti, di sekitar lokasi apartemen tentang laku ataukah tidak apartemen itu.

Saran: Belilah apartemen yang secara kasat mata memiliki potensi untuk dihuni karena daya dukung lokasi sekitar yang sudah atau akan tumbuh. Untuk tahu secara pasti animo pembeli, sesekali datanglah untuk “mengintip” bagaimana antrean konsumen di stan pameran atau di marketing gallery-nya.

4. Perhimpunan penghuni dan service charge

Cek track record pengembang tentang pembentukan perhimpunan penghuni dan pemberlakuan service charge. Akan lebih mudah jika pengembang tersebut memiliki portofolio proyek sejenis yang sudah beroperasi.

Saran: Hati-hati membeli apartemen dari pengembang yang memiliki rekam jejak pernah mengintervensi pembentukan PPRS (Perhimpunan Penghuni Rumah Susun) dan mengintimidasi penghuni karena tidak tunduk pada aturan dari PPRS bentukan pengembang.

5. Cek pasokan di pasar sekunder untuk kawasan itu

Salah satu yang dapat menjadi parameter Anda untuk melihat prospek kawasan di mana apartemen yang Anda incar adalah kondisi pasar sekunder. Makin banyak pasokan di pasar sekunder yang tersedia harusnya membuat Anda berpikir kembali apakah unit yang Anda beli di kawasan itu akan menambah daftar panjang pasokan di pasar sekunder? Ini khusus bagi pembeli yang ingin berinvestasi di apartemen.

Saran: Pasokan di pasar sekunder selalu lebih unggul dari sisi harga ketimbang produk di pasar primer, tentu saja untuk apartemen di kelas yang sama. Jika pasokan pasar sekunder melimpah, Anda harus berhati-hati, jangan-jangan investasi apartemen di kawasan itu sesungguhnya tidak prospektif.

(Penulis dan foto: Ferdinand Lamak)

Sumber: Rumah123

Apartemen juga dapat dijadikan investasi. Inilah 10 alasan mengapa membeli properti identik dengan investasi

Komentar