Perkembangan Suku Bunga KPR Dari Tahun Ke Tahun
Besaran bunga KPR (Kredit Pemilikan Rumah) merupakan faktor penting dalam skema pembayaran cicilan rumah di bank konvensional. Sayangnya, kondisi suku bunga KPR tak bisa diprediksi selalu dalam posisi stabil. Setiap tahun bahkan bulan perkembangan bunga KPR naik turun. Hal ini dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga acuan SBI dan kondisi ekonomi Tanah Air.
Meski demikian, para calon pembeli rumah tetap mengandalkan produk KPR sebagai sumber pembiayaan dalam memiliki rumah idaman. Konsumen umumnya mencari bank yang menawarkan bunga KPR rendah. Di Indonesia sendiri perkembangan bunga KPR rata-rata berkisar 9-12 %. Dan konsumen dapat memilih serta melakukan survey kecil-kecilan mengenai bank yang memberi penawaran bunga KPR terendah. AturDuit membantu Anda melihat ringkasan peningkatan bunga KPR dari tahun ke tahun melalui artikel berikut.
2013
Pada tahun 2013, tepatnya di pertengahan tahun Bank Indonesia mengerek naik bunga acuan tiga kali. Kenaikan ini sontak turut memengaruhi bunga KPR di Indonesia. Akibatnya, beberapa bank menaikkan suku bunga KPR mereka. Di tahun ini, bunga tetap KPR masing-masing bank naik dari 7 persen ke tingkat 8-9 persen, sementara bunga mengambang melonjak ke angka 12-13 persen. Sebelumnya bunga mengambang berada di kisaran 9-10 persen.
Pada Agustus 2013, Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sebagai pelopor produk KPR di Indonesia turut andil dalam kenaikan bunga KPR. Kenaikan suku bunga kreditnya antara 0,25 hingga 0,5 persen. Untuk KPR, bunganya bisa mencapai 7 persen dari yang sebelumnya hanya 6,5 persen.
Selain BTN, beberapa bank telah lebih dahulu mengubah tingkat suku bunga KPR mereka. Bank-bank yang sudah mulai menaikkan bunga kredit kali ini lebih banyak dilakukan bank-bank kelas menengah. Akhir Juni, bank-bank besar seperti Bank OCBC NIS, Bank Mayapada, Bank Bukopin, Bank ANZ Panin dan Bank Sinarmas berlomba-lomba menaikkan suku bunga kredit mereka terkait kenaikan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 75 basis poin (bps). Dan disusul bank besar lainnya seperti BCA per Agustus serta BII per 24 Juli.
2014
Setelah terjadi kenaikan suku bunga di tahun 2013 justru keadaan berbalik pada tahun ini. Beberapa bank yang sangat populer dalam mengambil hati nasabah untuk mengambil produk KPR menurunkan tingkat suku bunganya. Bank-bank besar mulai menggunting suku bunga kredit, termasuk bunga KPR lantaran biaya dana turun. Adapun bank-bank tersebut antara lain BCA, Mandiri dan CIMB Niaga.
Era bunga kredit pemilikan rumah (KPR) mahal memudar. Salah satu faktor yang mendorong penurunan ini adalah kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam membatasi bunga tertinggi deposito perbankan yang dimulai sejak awal Oktober 2014. Penurunan bunga KPR justru makin memicu bank-bank dalam menyaring minat masyarakat mengambil KPR.
BCA misalnya, mereka berusaha menurunkan bunga KPR lantaran perusahaan ingin meningkatkan kerja pada sektor tersebut. Turunnya bunga KPR tersebut juga diharap mumpuni mendorong penyaluran dalam KPR. Per Agustus 2014, bunga KPR BCA berada di kisaran 9 hingga 11,5 persen.
PT Bank Mandiri Tbk pun memangkas bunga KPR sebesar 25 basis poin (bps)-50 bps khusus untuk KPR berbunga tetap tiga tahun. Per September 2014, suku bunga dasar kredit (SBDK) KPR Bank Mandiri tercatat sebesar 11 persen.
Sedangkan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menurunkan tingkat bunga KPR sebesar 50 bps sejak 1 September 2014 lalu untuk permintaan KPR baru. Tingkat bunga KPR di CIMB Niaga berkisar mulai dari 9,5 persen untuk fix rate 1 tahun, 10,25 persen untuk 2 tahun, 10,75 persen fix rate 3 tahun, dan 11,5persen untuk fix rate 5 tahun. Suku bunga mengambangnya berada di kisaran 12,5 persen hingga 13 persen.
2015
Ada kabar baik bagi calon pembeli rumah di tahun ini. Inilah saat yang tepat untuk mengambil KPR karena suku bunganya di berbagai bank mengalami penurunan kembali berkat keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membatasi bunga deposito. Hal tersebut turut memengaruhi penurunan tingkat suku bunga tersebut. Selain itu suku bunga acuan Bank Indonesia di tahun ini juga mengalami penurunan dari semula 7,75 persen menjadi 7,5 persen.
Bank Tabungan Negara adalah salah satu bank yang bergerak cepat mengikuti perkembangan suku bunga ini. Suku bunga KPR BTN menurun sebesar 0,75 persen hingga 2 persen. Suku bunga rumah nonsubsidi diturunkan sekitar 0,75 persen tergantung dengan segmen rumah yang dipilih nasabah. Sedangkan rumah subsidi non Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) diturunkan suku bunganya hingga 2 persen atau 200 basis poin. Untuk rumah FLPP, suku bunganya masih tetap 7,25 persen.
Selain BTN, terdapat dua bank yang berencana memangkas bunga KPR hingga di bawah 9 persen. Bank tersebut adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). Penurunan suku bunga di tahun ini tentu membawa dampak positif bagi sektor properti di Indonesia. Sektor properti tentu akan terus menggeliat. Walau demikian, penurunan suku bunga ini hanya berlaku bagi nasabah yang baru mengajukan KPR sedangkan nasabah lama tetap di kenakan suku bunga outstanding.
Berikut tabel perkembangan suku bunga 10 bank dari tahun 2013 hingga 2015
No. |
Bank |
Suku Bunga KPR 2013 (persen) |
Suku Bunga KPR 2014 (persen) |
Suku Bunga KPR Maret 2015 (persen) |
1. |
Mandiri |
11,00 |
11,00 |
10,75 |
2. |
BRI |
10,25 |
10,25 |
10,25 |
3. |
BCA |
9,5 |
10,50 |
10,25 |
4. |
BNI |
11,10 |
11,10 |
10,65 |
5. |
CIMB Niaga |
11,50 |
11,75 |
10,80 |
6. |
Danamon |
12,00 |
12,25 |
12,25 |
7. |
Permata |
12,5 |
12,50 |
12,50 |
8. |
Panin |
10,73 |
12,46 |
12,11 |
9. |
BII |
10,77 |
11,75 |
10,02 |
10. |
BTN |
11,00 |
11,50 |
10,45 |
Mau mencicil rumah, gunakan KPR Syariah untuk cicilan yang lebih pasti
Komentar