
Strategi Menyiasati Kenaikan Tarif Tol
Kenaikan tarif tol per 1 November 2015 dapat disiasati dengan beralih ke transportasi publik dan memanfaatkan promo transportasi online atau komunitas
PT Jasa Marga telah menaikkan tarif tol semenjak Minggu 1 November 2015. Kenaikan tarif tol diaplikasikan di 15 ruas di Indonesia. Kenaikan tarif tol ini bervariasi mulai dari Rp 500 per ruas hingga Rp 6.500. Tol dalam kota misalnya, mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000.
Dalam situs resmi PT Jasa Marga dijelaskan bahwa kenaikan tarif tol ini telah diatur dalam Pasal 48 ayat (3) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Pasal 68 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol bahwa Evaluasi dan penyesuaian tarif tol dilakukan setiap 2 (dua) tahun sekali oleh BPJT berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi. Untuk itu, jangan kaget apabila dalam dua tahun mendatang tarif tol akan kembali naik.
Pun, penyesuaian tarif tol ini dilakukan guna meningkatkan fasilitas dan layanan bagi para pengguna jalan tol. PT Jasa Marga mengimplementasikannya dengan menambah jumlah gardu tol, perubahan dari transaksi manual menjadi transaksi otomatis, penambahan jumlah ambulans, unit pelayanan jalan tol, penambahan lampu penerangan jalan, rambu-rambu lalu lintas dan waktu respons semakin cepat. Untuk memperbarui layanan tersebut tentu memerlukan investasi yang cukup besar.
Berikut perincian kenaikan tarif tol di 15 ruas di Indonesia dalam rupiah:
- Tol Jakarta Bogor Ciawi 8.000-8.500
- Tol Jakarta Tangerang 5.000-5.500
- Tol Dalam Kota Jakarta 8.000-9.000
- Tol Lingkar Luar Jakarta 8.000-8.500
- Tol Padalarang Cileunyi 8.000-8.500
- Tol Semarang Seksi ABC 2.000-2.500
- Surabaya Gempol 4.000-4.500
- Palimanan Plumbon Kanci 5.000-5.500
- Cipularang 34.000-37.500
- Belawan – Medan – Tanjung Morawa 6.000-7.000
- Serpong-Pondok Aren 5.000-6.000
- Ujung Pandang tahap 1 dan tahap 2 3.000-3.500
- Pondok Aren – Ulujami 2.500-3.000
- Tol Bali Mandara 10.000-11.000
- Tangerang – Merak 36.000-41.500
Meskipun tarif baru ini sudah berjalan, tetap saja kenaikan tarif tol masih menuai pro-kontra. Jalan tol yang dikenal sebagai jalan bebas hambatan masih saja belum berfungsi maksimal. Bahkan, di jalan tol saja, pengguna masih menemui kemacetan. Dan pastinya Anda jarang melihat petugas Jasa Marga berkeliaran untuk mengatur kemacetan di lajur jalan tol.
Di samping itu, ada pelayanan jalan tol masih buruk. Mulai dari jalanan berlubang hingga antrean kendaraan di loket-loket tol. Pengamat Kebijakan Publik, Yanuar Wijanarko mencatat sejumlah minus dalam pelayanan jalan tol seperti kemacetan masih terjadi di beberapa ruas jalan, kendaraan parkir di bahu jalan, pedagang asongan masuk jalan tol dalam kota, dan lampu penerangan jalan, terutama tol dalam kota banyak yang mati.
Bukan hanya itu saja, Yanuar menilai pihak Jasa Marga masih lambat memberikan bantuan terhadap kendaraan yang mengalami gangguan. Tak jarang pula pengguna harus memberi tip pada petugas yang sudah sewajarnya menolong pengemudi yang mengalami gangguan di jalan tol Pelayanan di Gardu e-tol card juga tidak berfungsi optimal, rambu-rambu informasi elektronik VMS (variable message sign) yang terpasang banyak mati.
Terkait adanya ketidaknyamanan yang dialami oleh pengguna jalan tol, Ketua Asosiasi Tol Indonesia (ATI) angkat bicara seperti yang dilansir dari laman detikfinance.
“Kalau ada lubang, sekali tak diperbaiki, maka main gede dan cost yang dikeluarkan jadi lebih besar. Jadi kalau didiamkan, bukan makin rata juga. Peningkatan pelayanan untuk konsumen dilakukan bukan karena tarif yang naik setiap dua tahun sekali. Namun, sudah menjadi kewajiban dari perusahaan untuk membuat nyaman konsumen”, paparnya.
Tentu bagi Anda yang sehari-hari menggunakan ruas jalan tol sebagai jalur menuju tempat kerja atau kegiatan aktivitas lainnya ikut mengeluhkan kenaikan tarif tol ini. Dan sudah pasti, Anda harus menambah biaya transportasi. Walaupun kenaikannya hanya sebesar Rp 500- Rp 2.000, tetap saja jika diakumulasikan selama sebulan terasa besar juga.
Hitung saja, misalnya Anda bertempat tinggal di daerah Serpong dan bekerja di kawasan Tb.Simatupang. Sebelum tarif naik, begitu masuk tol Serpong, Anda harus membayar Rp 8.500. Dan masuk lagi di tol Dalam Kota dengan membayar Rp 8.500.
Ketika ada kenaikan tarif tol, masing-masing tarif di kedua pintu tersebut naik menjadi masuk tol Serpong Rp 9.500 dan tol Dalam Kota Rp 9.500. Ada kenaikan Rp 2.000 dalam sekali perjalanan. Jika dikalikan 20 hari (masa kerja), Anda harus menambah biaya transportasi sebesar Rp 40.000 dalam sebulan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghemat biaya transportasi akibat kenaikan tarif tol ini. Terutama bagi Anda yang memang hampir setiap harinya menggunakan jasa jalan tol untuk mempercepat waktu dalam beraktivitas.
Ikut komunitas nebengers
Sudah tahu dan sudah pernah mendengar komunitas ini? Komunitas yang sudah ada sejak tahun 2011 ini memberi kemudahan dalam memberikan tumpangan kepada orang lain yang kebetulan memiliki tujuan yang sama. Anda mendapat tumpangan berupa motor atau mobil sekaligus dapat teman baru. Bahkan tak jarang pula dalam satu tebengan terjadi kesepakatan yang dilakukan baik sekadar berbagi makanan, minuman, atau bentol alias uang pengganti bensin atau tol. Anda bisa mencari tebengan melalui akun twitter @nebengers.
Beralih ke transportasi publik
Mengapa Anda tidak mencoba beralih ke transportasi publik? Semenjak ada ketetapan mengenai kenaikan tarif tol, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama juga menerapkan peraturan baru pada transportasi publik. Beliau berencana mengajak operator angkutan umum untuk bergabung dengan PT Transjakarta dan menerapkan sistem rupiah per kilometer. Sistem baru ini membuat tarif tol tidak berpengaruh terhadap tarif angkutan umum.
“Kalau dibayar rupiah per kilometer, (tarif) bus kami yang kendalikan dan kami beri PSO (public service obligation),” kata Basuki di Balai Kota, Senin (2/11/2015).
Manfaatkan Ojek Online
Selain beralih pada transportasi publik, Anda juga bisa memanfaatkan ojek online. Saat ini di Indonesia sudah banyak bertebaran perusahaan ojek online. Mulai dari Go Jek, Blu Jek dan Grab Bike. Sudah pasti dengan menggunakan jasa ojek online, Anda akan jarang menemui kemacetan. Dan ojek online bisa dipergunakan hingga menempuh jarak 25 km. Soal tarif cukup bersaing. Bahkan tak jarang perusahaan ojek online menebar promo, misalnya sekali jalan Rp 15 ribu.
Mau mengurangi dana transportasi sehari-hari, Anda harus membaca tips Bagaimana Cara Berhemat Uang Transportasi?
Komentar