Strategi Pengembangan UMKM di Indonesia
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sector riil yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam aktivitas bisnis sehari-hari. Sektor ini mempunyai kontribusi besar terhadap perputaran uang di masyarakat karena jumlahnya yang cukup besar yaitu 55,2 juta. UMKM dari berbagai bidang usaha dan tersebar di seluruh Indonesia dengan kontribusi ke pertumbuhan ekonomi dalam negeri mencapai 60 persen. Melihat potensinya yang sangat besar ini, maka diperlukan usaha bersama untuk mengembangkan usaha ini, sehingga ke depannya bisa bersaing dengan grup usaha yang sudah besar.
Kendala, tantangan dan potensi pengembangan UMKM di Indonesia
Saat ini masih banyak kendala UMKM di Indonesia khususnya adalah masalah aksesibilitas masyarakat kepada lembaga keuangan formal. Anda bisa lihat data hasil survey Bank Dunia dan Bank Indonesia dibawah ini:
- Tingkat literasi keuangan di Indonesia “hanya” 20%, Filipina 27%, Malaysia 66%, Thailand 73%, dan Singapura 98%.
- Pilihan menyimpan dan meminjam dana dalam 1 tahun terakhir:
– 15% menabung di lembaga keuangan formal
– 9% meminjam/kredit pada lembaga keuangan formal
– 42% meminjam uang atau berhutang kepada teman atau saudara
- 60-70% dari 51,3 juta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masuk category “unbankable” atau belum mendapatkan akses layanan perbankan padahal sebanyak 99,9% dari total bisnis dan pelaku usaha di Indonesia masuk category usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Analisa 5P dan strategi pengembangan UMKM
Uraian data di atas sekaligus memberikan kita gambaran bahwa potensi UMKM di Indonesia masih sangat besar. Jika anda adalah pelaku bisnis di sektor ini dan mengalami hambatan dalam mengembangkan usaha anda, maka ulasan di bawah ini bisa menjadi bahan referensi untuk memajukan usaha anda mulai 2014:
Pemilihan Produk yang tepat (Product)
Rajinlah melakukan inovasi produk, namun produk yang anda buat dan nanti akan di jual ke pasaran haruslah realistis. Anda bisa lakukan survey ke sekeliling untuk mendapatkan gambaran apakah produk yang anda rancang ke depannya bisa realistis di terima pasar atau tidak. Semakin anda jeli dalam melakukan inovasi produk dan layanan, maka anda akan mampu melakukan pengembangan dan memenangkan persaingan bisnis.
Pemberian harga yang kompetitif (Price)
Harga jual produk anda sangat terkait dengan cost and profit yang ingin anda ambil. Biaya yang muncul dalam menjalankan UMKM yang paling utama adalah: Biaya permodalan dan biaya operasional.
- Biaya permodalan: Carilah lembaga keuangan mikro yang memberikan fasilitas kredit dengan bunga murah, proses cepat dan jangka waktu yang lama. Pihak Otoritas Jasa Keuangan akan memberikan support penuh dengan meminta kepada bank untuk menyalurkan 20 persen kreditnya kepada UMKM dengan suku bunga rendah yaitu 12 persen pertahun. Anda bisa menjadikan ini sebagai acuan dalam mencari sumber permodalan.
- Biaya Operasional: biaya ini meliputi gaji karyawan, biaya bahan baku dan biaya produksi. Kunci sukses efisiensi biaya di sini terletak pada produktifitas karyawan anda, pemilihan bahan baku yang tepat serta proses produksi yang baik.
Pemilihan lokasi usaha yang tepat (Place)
Idealnya lokasi UMKM ada di pasar tradisional atau lokasi lain yang ramai dan padat penduduknya. Jika lokasi anda tidak seperti itu, maka kondisi dibawah ini bisa jadi pertimbangan untuk memilih lokasi usaha:
- Pertimbangkan kepadatan penduduk, jika di pinggir jalan idealnya tiap menit selalu ada kendaraan melintas
- Perhatikan tingkat komsumtif dari masyarakat sekitar, anda bisa lihat dari banyaknya usaha sejenis yang membuka outlet disana
- Sesuaikan dengan budget anda
- Jangan lupa, lengkapi semua ijin yang diperlukan seperti SIUP, HO dan NPWP dsb.
Strategi promosi yang efektif (Promotion)
Strategi promosi saat ini sudah menggunakan kecanggihan teknologi. Jika anda pelaku UMKM, maka anda juga harus mengupdate pengetahuan anda mengenai hal ini. Sosial media seperti facebook, twitter, penggunaan website, penjualan toko online, forum bisnis, dsb. adalah media promosi yang lahir di jaman gadget ini. Anda harus bisa, paham dan familiar menggunakannya. Perlu anda ingat bahwa pengunjung dan pembeli produk atau jasa anda, bisa jadi bukan warga sekitar tapi dari pembeli yang jauh di luar lokasi usaha anda yang mendapatkan informasi dari media online.
Pembekalan SDM yang berorientasi bisnis (People)
Karyawan yang baik adalah aset perusahaan, maka lakukan proses rekrut karyawan dengan baik, apapun skala, dan jenis usaha anda. Walaupun usaha anda masih skala mikro, namun proses rekrutmen standard setidaknya mengikuti proses yang sudah modern dan teruji, jangan hanya mengandalkan referensi kenalan atau saudara. Hal ini untuk menghindari “the right man on the wrong place”. Setelah anda mendapatkan karyawan jangan lupa lakukan training berkelanjutan.
Pelaku bisnis UMKM harus:
- Berorientasi bisnis
- Bisa dan berani mengambil resiko bisnis yang terukur
- Mempunyai dan memahami laporan keuangan usaha
- Mampu membuat dan menjalankan posting biaya yang efektif
Jika anda saat ini adalah pelaku bisnis UMKM, maka tidak menutup kemungkinan 5-10 tahun lagi anda sudah naik kelas menjadi usaha menengah dan besar atau bahkan menjadi sebuah grup usaha skala nasional. Kontribusi anda terhadap perekonomian nasional tentu saja akan semakin besar. Apa rahasianya? Strategi 5 P di atas bisa jadi acuan anda memulai langkah baru yang lebih menjanjikan.
Dapatkan informasi tentang pengembahan usaha lainnya di Artikel investasi AturDuit Indonesia
Komentar