Pengantin Baru, Inilah Tips Mengelola Keuangan Keluarga

Pengantin Baru, Inilah Tips Mengelola Keuangan Keluarga

Akhirnya Anda dan pasangan sudah sah menjadi keluarga. Perjalanan membangun bahtera baru saja dimulai. Dan, di antara kalian sudah tak boleh ada lagi rahasia, bahkan soal keuangan sekali pun. Mulai saat ini semua pemasukan maupun pengeluaran menjadi hal yang harus transparansi. Pasalnya, pembahasan mengenai keuangan menjadi hal sensitif dan kerap jadi sumber konflik bagi keluarga.

Agar tidak mengalami konflik yang berujung pada pertengkaran, pengantin baru wajib segera membahasnya seusai berbulan madu. Lebih cepat lebih baik. Tujuannya, supaya Anda dan pasangan memiliki perencanaan keuangan yang matang dan mengelola keuangan keluarga lebih terarah demi masa depan bersama.

Banyak pengantin baru yang bingung harus memulai darimana untuk membicarakan soal keuangan kepada pasangan. Adanya manajemen keuangan yang baik dan terarah otomatis mumpuni mewujudkan impian Anda seperti membiayai pendidikan anak, membeli rumah hingga memiliki dana pensiun.

Sebagai pengantin baru yang ingin memiliki keuangan keluarga cerah dan terarah, ikuti tips-tips berikut yang dirangkum dari Forbes :

1. Diskusi mengenai tujuan keuangan, kebiasaan dan impian

Doc : investopedia

Sampaikan pada pasangan Anda mengenai tujuan keuangan Anda. Apakah Anda menginginkan punya rumah sendiri di usia 30, lalu menabung untuk dana pensiun dan lainnya. Ungkapkan semua tujuan keuangan Anda tersebut secara terbuka. Bahkan kebiasaan-kebiasaan finansial yang sudah tertanam sejak dini pada diri Anda, misalnya menabung 20 persen dari penghasilan hingga membiasakan diri untuk berinvestasi. Pastinya kebiasaan finansial dan tujuan keuangan setiap orang berbeda.

Jangan panik apabila Anda menemui kebiasaan finansial dengan pasangan berbeda jauh. Dengan diskusi dan keterbukaan antar pasangan akan menemui solusi terbaik bagi Anda dan pasangan dalam mengelola keuangan keluarga.

2. Tentukan prioritas

Doc : huffington

Setelah mendiskusikan tujuan keuangan masing-masing, Anda bisa mengetahui manakah yang menjadi prioritas. Misalnya, setelah menikah ingin melunasi utang dan tagihan biaya pernikahan maka selesaikan hal itu terlebih dahulu. Dengan begitu Anda terbebas dari utang-utang. Kemudian barulah merencanakan tujuan selanjutnya. Apakah ingin membuka bisnis atau menabung untuk membeli rumah sendiri.

Upayakan untuk mengedepankan prioritas dalam keluarga. Sehingga Anda bisa mengatur anggaran keuangannya dan mengetahui bagaimana cara untuk mewujudkan prioritas Anda tersebut.

3. Buat perencanaan keuangan

Doc : pennysimple

Selain mendahulukan prioritas finansial, sebagai pengantin baru harus menentukan tujuan keuangan bersama. Ada tiga jenis perencanaan keuangan yang harus segera dibicarakan bersama pasangan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Rencana keuangan jangka pendek meliputi dana darurat (dikumpulkan dari 10 persen gaji selama tiga sampai enam bulan), jangka menengah yakni satu sampai lima tahun yaitu untuk uang muka membeli rumah, mobil hingga liburan. Sementara rencana keuangan jangka panjang meliputi biaya pendidikan anak dan dana pensiun.

Mau merdeka keuangan? Hindari memakai kartu kredit secara berlebihan hanya untuk memenuhi keinginan konsumtif. Sebagai pengantin baru, sebaiknya harus berhati-hati dan bijak dalam menggunakan kartu kredit agar tidak menimbulkan pertengkaran karena banyaknya utang yang menumpuk.

4. Membuat anggaran setiap bulan

Doc : familymonthlybudget

Letakkan kebutuhan primer sebagai daftar teratas dalam anggaran Anda. Hal-hal seperti biaya listrik, telepon, belanja bulanan, ongkos, dan makan harus jadi kewajiban utama yang dipenuhi. Baru sisanya untuk memenuhi kebutuhan sekunder seperti olahraga, rekreasi dan membeli barang-barang.

Bila Anda masih bingung bagaimana membagi penghasilan setiap bulannya untuk memenuhi berbagai kebutuhan, bisa mengikuti trik sukses mengelola keuangan ala Li Ka Shing, seorang miliarder Hong Kong. Pembagiannya adalah 30 % untuk biaya hidup, 25 % untuk investasi, 20 % untuk hangout dan membangun koneksi, 15 % untuk pendidikan, dan 10 % menabung untuk liburan. Apabila Anda mumpuni menerapkan pembagian anggaran ini setiap bulan maka keuangan keluarga akan terarah.

5. Putuskan menggunakan rekening siapa

Doc : kiplinger

Ketika sudah berkeluarga, semuanya menjadi satu termasuk soal rekening tabungan. Anda bisa memutuskan mau meletakkan semua pemasukan ke rekening istri atau suami, atau membuat rekening baru lagi. Namun, lebih baik menggunakan rekening yang sudah ada saja. Misalnya, rekening istri karena lebih teliti dan cermat dalam mengelola keuangan.

Dengan demikian, Anda akan lebih mudah memantau arus keuangan keluarga ketika meletakkan semua pengeluaran dalam satu rekening. Sebisa mungkin Anda memiliki satu rekening khusus untuk pengeluaran kebutuhan dan satu lagi untuk tabungan. Rekening tabungan sebaiknya jangan diutak-atik. Anda dapat meletakkan dana darurat di dalam rekening tabungan.

6. Pembagian pengeluaran

Doc : moneycrashers

Diskusikan bersama pasangan, bagaimana membagi pengeluaran bulanan. Apabila Anda dan pasangan sama-sama bekerja, bisa merundingkan pembagian pengeluaran bulanan. Misalnya, suami membayar tagihan listrik, telepon, belanja bulanan, cicilan mobil dan hal lain yang bersifat kebutuhan pokok.

Sementara penghasilan istri dipergunakan untuk kebutuhan sekunder seperti uang makan, beli bensin, dan lainnya. Dengan adanya pembagian seperti ini sejak awal mumpuni menghindarkan Anda dari pertengkaran. Sebab, bagaimanapun juga persoalan yang menyangkut keuangan sifatnya sensitif, meski sudah berkeluarga sekalipun. Jadi tidak ada lagi istilah uangku ya uangku, uangmu ya uangmu.

7. Keterbukaan dan komunikasi

Doc : goodhousekeeping

Kunci sukses menjalankan hubungan keluarga yang harmonis adalah selalu terbuka satu sama lain dan komunikasi, termasuk mengenai keuangan. Pengeluaran sekecil apapun, pasangan Anda harus mengetahui. Termasuk ketika mau menggunakan kartu kredit untuk membeli keperluan pribadi.

Keterbukaan bukan hanya menyangkut keperluan sendiri namun untuk kebutuhan rumah sebaiknya perlu didiskusikan terlebih dahulu. Seperti mau membeli sofa di ruang tamu tentu perlu komunikasi bersama pasangan. Berapa harganya, bahannya apa, apakah perlu sofa besar atau kecil, semua hal sampai yang detail harus dikomunikasikan. Termasuk urusan pinjam meminjam. Jika ada keluarga, saudara bahkan teman yang mau meminjam uang harus disampaikan kepada pasangan supaya tidak memicu pertengkaran.

8. Memperbarui penerima manfaat

Doc : uft

Penerima manfaat di sini maksudnya adalah kepemilikan asuransi, wasiat, investasi dan lainnya yang awalnya hanya dialamatkan pada nama satu orang saja. Ketika Anda sudah berkeluarga, Anda bisa memperbaruinya dengan mengalamatkan pada pasangan atau anak sebagai penerima manfaat tersebut. Tujuannya, ketika Anda sudah meninggal dunia, pasangan dan keturunan Anda tidak mengalami kesulitan keuangan.

9. Buat asuransi keluarga sebagai perlindungan

Doc : ourhealth

Asuransi merupakan hal penting yang harus dibicarakan sejak awal ketika membangun keluarga. Pasalnya, biaya berobat di Indonesia cukup mahal. Salah satu cara mengantisipasi ialah membuat asuransi keluarga. Sebaiknya carilah asuransi kesehatan yang melindungi seluruh keluarga. Kemudian pilih paket keluarga di mana Anda hanya perlu membayar satu premi saja.

Dengan memiliki asuransi keluarga, Anda tak perlu merogoh tabungan untuk biaya berobat. Asuransi juga membuat Anda selalu siaga jika tiba-tiba terserang penyakit. Anda juga bisa membuat BPJS Kesehatan, namun lebih baik memiliki double protection karena tak semua Rumah Sakit menerima BPJS.

10. Evaluasi berkala

Doc : loansue

Sangat penting melakukan evaluasi untuk mengelola keuangan keluarga. Evaluasi ini berguna untuk mengetahui apakah ada pengeluaran di luar anggaran yang membuat keuangan Anda terkikis. Jika dalam satu bulan pengeluaran Anda lebih besar ketimbang pemasukan, cari tahu di mana letak kesalahannya. Apakah Anda belum bisa mengerem sifat konsumtif atau terdapat kenaikan harga barang-barang pokok.

Lakukan evaluasi berkala setiap sebulan sekali agar keuangan keluarga Anda tetap berjalan pada jalurnya. Seandainya harus dilakukan perubahan maka segera terapkan agar menciptakan keuangan keluarga yang baik dan benar, serta transparansi. Hal terpenting dari seni mengelola keuangan keluarga adalah merencanakan dengan sangat matang hingga  membuat kenyamanan dalam keluarga.

Cek disini, Apakah Keuangan Keluarga Anda Sudah Merdeka?

Komentar